11 Jul 2013

Gunakan Otak Untuk mendaki

Bagaimanapun otak adalah bagian tubuh yang menerima tentang apa yang indra kita rasakan. Rasa haus, dingin, lelah dll adalah beberapa rasa yang diciptakan otak karena pesan dari beberapa indra. Ada beberapa trik untuk mempermainkan otak pendaki gunung. Tujuanya tentu saja baik yaitu agar mereka bisa sampai di puncak. Tapi pada initinya kita berusaha mengatur apa yang seharusnya mereka pikirkan dan apa yang seharusnya tidak mereka pikirkan.


Ketika kita sedang melakukan perjalanan ke puncak gunung biasanya para pendaki cenderung diam. Diam dapat menghemat energi sekaligus menjaga agar tidak merasa haus. Suasana dalam team menjadi dingin karena semua personilnya diam. Ketika diam kita hanya berfikir bagaimana cara untuk terus berjalan tanpa kelelahan. Sehingga intinya otak akan memikirkan tentang kelelahan. Sebenarnya kita merasa lelah karena otak kita berfikir bahwa kita lelah.

Bayangkan saat anda sedang ngantuk kemudian salah satu tangan anda terkena api rokok. Otak lebih merespon rasa sakit yang diakibatkan oleh api rokok daripada rasa kantuk kita. Beberapa waktu setelah itu anda tidak akan merasa ngantuk karena yang anda pikirkan adalah rasa sakit di tangan anda.


Saya sering menggunakan trik ini dalam pendakian berkelompok. Saya sering mengalihkan pemikiran para personil team agar tidak memikirkan tentang rasa lelah. Dalam perjalanan usahakanlah membuat topik pembicaraan agar semua anggota team bisa terlibat. Tanpa sadar mereka akan saling bercerita dan saling bertanya. Lama kelamaan mereka takkan menyadari bahwa sebenarnya mereka lelah. 

Terakhir kali saya praktekkan trik ini pada teman saya ketika naik gunung lawu. Dia jalan sangat pelan karena kelelahan. Akhirnya saya mengajaknya untuk mengobrol sambil berjalan. Sambil banyak bercerita akhirnya kami perlahan lahan melaju. Dia terus berjalan tanpa menyadari bahwa sebenarnya dia lelah. Otaknya lebih tertarik untuk memikirkan sebuah obrolan daripada berfikir tentang rasa lelah.

Saya juga sering mengusir dingin ketika berjalan menuju puncak dengan menggunakan teknik pengalih perhatian. Pada dasarnya dingin adalah sebuah keputusan yang di buat oleh otak karena menerima beberapa masukan dari kulit sebagai indra perasa. Saya biasanya memasukkan sesuatu ke dalam otak saya, sesuatu yang bisa membuat saya lebih memikirkanya daripada memikirkan tentang rasa dingin. Mendengarkan lagu juga bisa menjadi salah satu opsi untuk mengalihkan perhatian. Biasanya saya mendengarkan beberapa lagu yang saya sukai, karena terbawa suasana saya jadi ikut bernyanyi dan perlahan lahan melupakan dingin.

Saat mendaki gunung terkadang saya mengejek beberapa teman yang berjalan sangat lambat. Mereka tidak sadar bahwa yang sebenarnya saya lakukan adalah mencoba memasukkan sesuatu ke dalam otak mereka sehingga otak mereka tidak memikirkan tentang kelelahan. Beberapa dari mereka mungkin marah, otak mereka memikirkan cara apapun yang harus ditempuh untuk dapat berjalan menyusul saya. Emosi dan harga diri mereka menguasai otak menyingkirkan rasa lelah yang harusnya ada hingga akhirnya mereka mampu berjalan lebih cepat.

Mungkin apa yang kita bahas di atas tidak sesuai dengan teori tubuh manusia. Tapi terkadang kita harus mendaki dengan otak, bukan dengan fisik. Karena bagaimanapun otak lah yang mempunyai wewenang atas pergerakan fisik kita.


Semoga bermanfaat

Salam Lestari

Di tulis oleh : Adriyano Louizzao