Akhir akhir ini jumlah pendaki gunung meningkat pesat, apalagi setelah adanya film 5 cm. Komunitas pendaki gunung di jejaring sosial pun kebanjiran anggota. Dan setiap waktu ke waktu yang dibahas hanya permasalahan tentang gunung semeru. Maklum saja kini pengunjung gunung semeru meningkat pesat gara gara film tersebut, pun begitu sampahnya. Pada ujungnya semua saling menyalahkan satu sama lain, bahkan ada yang saling menghina dan mencela.
Pendaki Alay
Pendaki Karbitan
Pendaki Korban Film
Pendaki Dadakan
Pendaki Musiman
Istilah
istilah di atas sering terlontar dalam setiap perdebatan dan saya
merasa sepertinya kita sedang membuat jurang pemisah di antara para
pendaki. Ada semacam anggapan bahwa kita sedang mengkotak kotakan sesama
pendaki. Para pendaki mulai terpecah belah dengan permasalahan sampah
yang menggunung di gunung. Semua saling tuduh sana dan sini. Semua
saling menyalahkan sana dan sini. Padahal untuk mengatasi masalah
seperti ini kita harusnya bisa bersatu, bukan malah terbelah.
Apakah dengan menghina pendaki lain dengan istilah istilah di atas bisa memunculkan istilah Pendaki sejati ?
Yang perlu kita ingat adalah "merendahkan orang lain tidak akan pernah bisa meninggikan derajat kita. Dan pendaki sejati tidak pernah merendahkan orang lain "
Daripada
kita saling menuduh, menghina, mencela dan membenci alangkah baiknya
kita bisa bersatu untuk mengatasi masalah sampah di gunung. Hati hati
dengan apa yang kita ucapkan karena belum tentu pendaki yang ada pada
list di atas adalah para pelakunya. Mari kita hilangkan kebiasaan untuk
menuduh orang lain. Mari kita intropeksi diri masing masing.
Apapun pekerjaanya
Apapun merk tas kariernya
Apapun merk sepatunya
Apapun warna tendanya
Apapun makanaya
Minumnya tetap "Teh botol SOSRO"
Eh salah bro,
Maksudnya
Apapun karakternya
Selama kita masih berada di jalur yang sama untuk menuju puncak
Selama kita masih berada di jalur yang sama untuk menjaga lingkungan
Kita tetaplah kita, seorang pendaki gunung
SALAM LESTARI