24 Agu 2013

SHERPA GEODESI UNDIP

Sebuah cerita tentang perjalanan mendirikan organisasi
Sebuah kisah tentang ambisi, mimpi dan idologi
Sebuah kisah yang tidak akan pernah terhapus
Karena kisah itu akan selalu melekat pada sebuah nama
Sebuah panji kebanggaan kami
SHERPA GEODESI UNDIP




4 tahun silam aku adalah seorang mahasiswa baru di teknik Geodesi UNDIP. Kala itu aku begitu penasaran tentang MAPALA yang ada di jurusan ini. Aku ingin sekali bergabung dengan MAPALA, berharap mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari para senior. Aku membayangkan sebuah organisasi besar dengan orang orang hebat di dalamnya, orang orang hebat yang akan memberiku banyak ilmu dan kisah.

Di UNDIP hampir semua jurusan di fakultas teknik mempunyai MAPALA, Teknik SIPIL dengan MAPATEKSI, Teknik Mesin dengan KOMPAS, Teknik Arsitektur dengan ARCHIDIPALA, Teknik ELEKTRO dengan PILAR, Teknik LINGKUNGAN dengan IPAL. Tapi di teknik GEODESI UNDIP, tidak ada MAPALA, dan mimpi mimpi itu pun kandas, Tapi sebenarnya hal itulah yang membuatku menemukan mimpi yang lebih besar. Ya, Mendirikan MAPALA

Aku mengerti hal ini akan sangat sulit terwujud. Tapi tidak ada pilihan lain untuk mencoba. Aku mulai mencari tahu orang orang di kelas yang suka naik gunung. Biasanya para pendaki gunung juga aktifis dalam organisasi pecinta alam. Saat itu ada beberapa orang di kelas yang pernah naik gunung, tapi mereka sudah tidak aktif mendaki saat ini. Aku merasa sendirian, menyusuri jalanan yang teramat terjal. 

Semua orang di kelas tahu jika aku adalah seorang pendaki gunung hingga pada akhirnya teman teman sekelas mulai penasaran tentang mendaki gunung. Aku mengajak teman teman sekelasku untuk naik gunung Ungaran. Saat itu mereka begitu antusias, ingin melakukan kegiatan yang belum pernah mereka lakukan. Pada saat itu ada sekitar 15 orang yang mendaki gunung Ungaran. Kebanyakan dari mereka bukanlah orang Semarang, ada yang dari Lampung, Pacitan, Cirebon, Tegal, Jakarta, Bekasi dan daerah lain di indonesia. Semua tanggungjawab ada di pundakku karena hanya aku yang paham daerah ini.

Setelah pendakian itu beberapa dari mereka ada yang kapok dan tidak ingin melakukanya lagi. Tapi sebagian dari mereka ada yang ketagihan dan ingin mengulanginya lagi. Setelah kegiatan itu mulai ada beberapa nama yang mendampingiku mendirikan MAPALA. Kami mulai memikirkan cara cara yang harus ditempuh dan tahap tahap yang harus dilakukan. 

Kami menghubungi angkatan 2007 dan 2008 sebagai senior di kampus. Kami mengadakan pertemuan untuk membicarakan tentang pendirian MAPALA di Teknik GEODESI UNDIP. Tidak banyak angkatan atas yang datang saat itu. Tapi beberapa senior sudah cukup untuk membuat kami tenang. Pada pertemuan pertama rapat pembahasan MAPALA cukup banyak aktifis yang hadir, mungkin sekitar 15 Orang. Tapi setelah itu mereka mulai hilang satu persatu.

Mereka mulai kesulitan cara untuk mendirikan MAPALA. Kesulitan kesulitan kami saat itu adalah :

Kami tidak mempunyai anggota tetap, Sehingga siapa saja bebas hadir atau tidak dalam setiap pertemuan. Hal ini tidak bisa mengikat para aktifis untuk lebih banyak berkontribusi dalam proses pendirian MAPALA

Kami tidak tau bagaimana cara menyelenggarakan MAPALA. Apa yang harus dilakukan setiap kami berkumpul, progam apa yang harus dikerjakan dan bagaimana menghadapi masalah masalah yang ada. Kami tidak punya banyak pengalaman tentang organisasi pecinta Alam.

Lama kelamaan para senior juga tidak pernah muncul untuk membantu. Akhirnya kami putuskan untuk mendirikan MAPALA sendiri, tanpa bantuan angkatan atas. Segelintir orang angkatan 2009 ini pun mulai melangkah. Kami mulai mengadakan pertemuan rutin tiap minggu untuk membahas banyak agenda.

Nama MAPALA kami adalah SHERPA
Jargon kami adalah SHERPA, Solid solid solid
Warna kebanggaan kami adalah Orange
Kami juga sudah memiliki lambang organisasi dan bendera organisasi

Dari waktu ke waktu jumlah orang yang datang ke pertemuan semakin sedikit, mungkin hanya 4 sampai 5 orang. Mereka kehilangan arah. Mereka tidak tahu kemana organisasi ini harus berjalan. Kami berfikir bahwa kami harus memiliki Ketua secepatnya. Dia yang akan membimbing organisasi ini ke arah yang benar.

Beberapa saat setelah itu kami sudah memiliki ketua. Di bawah ketua ada Ketua Divisi Adventure dan Ketua Divisi Lingkungan. Divisi Adventure mengurus semua kegiatan yang berhubungan dengan adventure seperti mendaki gunung, Wall calimbing, Rafting, Camping, Caving dll. Divisi Lingkungan mengurus semua kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan seperti penaman pohon, penanaman mangrove, bersih bersih lingkungan, Pencarian bantuan korban bencana alam dll.

Ketika itu banyak yang menginginkan aku jadi ketua, tapi karena ada 1 alasan kuat aku menolaknya. Ketika proses Penerimaan Mahasiswa Baru/ Ospek aku adalah seorang mahasiswa yang selalu menentang senior. Aku bukan tipe orang yang diam ketika dimarahi atau di bentak bentak tanpa alasan yang logis. Akibatnya aku tidak pernah hadir lagi dalam setiap acara Ospek yang berlangsung hampir 1 semester. Aku hanya berfikir kegiatan ini hanyalah sebuah rantai balas dendam yang tidak akan pernah ada habisnya. Menurutku kegiatan ini lebih banyak menindas daripada mendidik. Namaku selalu menghiasi papan tulis ketika ada proses Evaluasi dari senior. Aku menjadi buronan nomor 1 para senior. Pada ujungnya aku tidak mengikuti sebuah acara dari senior yang bernama LKMM Pra Dasar. Masih ingat dalam ingatanku ketika senior berkata bahwa yang tidak ikut acara ini tidak akan bisa masuk organisasi manapun di kampus. Aku hanya tidak ingin jika proses pendirian MAPALA ini tercekal karena hal itu. Karena itu aku hanya menjabat sebagai ketua divivi Adventure

Walaupun kami sudah memiliki struktur organisasi, tapi tidak pernah ada pergerakan. Jika aku diam MAPALA ini juga akan terus diam. Pertemuan demi pertemuan dan kegiatan demi kegiatan hanya menunggu intruksiku. Aku mulai putus asa menghadapinya. Sengaja aku menjauhkan diri dari organisasi, berharap ada kesadaran dari para aktifis yang lain, tapi sepertinya hal itu tidak akan pernah terjadi.

Aku kembali ke organisasi ini, kembali mengadakan sebuah rapat penting. Aku cukup emosi karena pada saat pertemuan rutin banyak anggota yang tidak hadir. Aku tidak bisa memarahinya karena bagaimanapun kami 1 angkatan dan kami sama sama sedang merintis MAPALA. Pada hari itu aku membawa sebuah kertas untuk mempertegas keanggotaan. 

Kertas itu berisi Bahwa anggota angkatan perintis SHERPA harus hadir dalam setiap kegiatan serta hadir dalam setiap pertemuan rutin. Jika tidak mematuhi harap segera mengundurkan diri. Aku adalah orang yang pertama tanda tangan dalam kertas itu di susul dengan 11 orang sisanya. Kertas ini lah yang akan mengelurkan seseorang secara otomatis dari angkatan perintis SHERPA. Teman tetaplah teman, tapi organisasi butuh ketegasan.

Setelah itu ADART mulai digodok. Melalui proses yang cukup panjang akhirnya ADART itupun selesai. Status Organisasi kami saat itu masih dalam naungan HM, di bawah departemen PORA (Pemuda dan Olahraga). Beberapa bulan sejak pendirian Organisasi ini kami mulai mengadakan perekrutan angkatan 2. Waktu itu tidak banyak yang tertarik menjadi anggota SHERPA, hanya ada 10 orang yang berminat menjadi anggota SHERPA.

Calon angkatan 2 harus melakukan banyak kegiatan SHERPA sebelum di sahkan menjadi anggota melalui acara Diklatsar dan Pelantikan. Kami mulai membuat Progam Kerja. Progam kerja ini akan dilaksanakan oleh angkatan 1 sebagai penanggungjawab dan angkatan 2 sebagai penyelenggara kegiatan. Progam demi progam berhasil kami jalankan, mulai dari Camping bersama Teknik Geodesi, Penanaman Mahoni Di Lingkungan Kampus, Latiahan Wall Climbing bersama, XPDC Datum Genuk 1976 hingga menjadi panitia kegiatan Outdor HM.

XPDC pencarian datum genuk yg dibuat pada tahun 1870
Penanaman Mahoni Di Lingkungan Kampus

Setelah hampir 1 tahun berselang tibalah saat pergantian ketua baru SHERPA. Ketika itu aku terpilih dalam rapat pemilihan ketua, melalui proses Voting. Tidak ada keresahan lagi mengenai LKMM Pra dasar karena pada ADART telah disusun bahwa Ketua SHERPA tidak perlu lolos LKMM Pra Dasar. Saat itu ADART sudah dikirim ke Universitas sehingga SHERPA sudah dinyatakan menjadi Organisasi Resmi yang mempunyai kedudukan Sejajar dengan HM.

Kami kembali melaksanakan beberapa progam kerja yang tersisa. Sesekali di sela sela kegiatan kami menyempatkan diri untuk Camping atau bermain Wall Climbing. Waktu demi waktu berlalu, semangat angkatan 2 pun mulai luntur. Banyak yang tidak hadir dalam pertemuan rutin, banyak yang seolah menutup mata pada organisasi. Meskipun begitu acara diklat harus tetap dilaksanakan.

Camping bersama di pantai Sundak
Caving tube di Goa Pindul
Penanaman Mangrove di pantai utara Semarang
Banyak angkatan 1 yang pasif terhadap pelaksanaan acara diklatsar ini. Aku seperti bekerja sendiri, menanggung beban berat di pundaku, masih seperti sebelum sebelumnya. Mungkin jika aku diam, maka organisasi ini tidak akan pernah bergerak. Pernah ku merasa putus asa akan keadaan ini. Otak dan fisikku terkuras habis untuk selalu menggerakkan organisasi ini. Masih teringat sebuah kertas yang ku tempel di dinding kamarku, yang isinya

"Orang yang tidak pernah merasa malu, takut atau menyesal adalah orang yang tidak pernah mencoba melakukan sesuatu untuk berhasil"

"Jadi Legenda atau pecundang"

Bagaimanapun akhirnya semua tergerak, semua terbakar. Semangat untuk melanjutkan langkah ini tidak akan pernah padam. Terimakasih rekan rekan seperjuanganku

Ketika itu ada 2 orang calon angkatan 2 yang tidak bisa mengikuti Diklatsar. Keputusan pun harus diambil, mereka langsung dikeluarkan dari Organisasi. Hal ini dimaksudkan untuk mempertegas kesakralan Diklatsar agar lain kali tidak diremehkan. Jika hukuman bagi mereka tidak ditegaskan, maka pasti akan ada kasus serupa di angkatan angkatan selanjutnya. Pengorbanan ini menjadikan angkatan kami terlihat kejam, tapi sesungguhnya ini adalah pengorbanan berharga untuk jangka waktu yang panjang.

Setelah diklatsar maka ke 8 orang itu resmi dinyatakan sebagai anggota angkatan 2. Pertama tama kami mengadakan perekrutan untuk calon angkatan 3. Kali ini organisasi diselenggarakan oleh angkatan 2 dan angkatan 1 hanya sebagai pengawas. Entah ada yang salah dibagian mana, tapi calon anggota angkatan 3 hanya ada 4 orang. Langkah yang harus kami tempuh semakin berat.

Progam kerja pun mulai disusun. Satu persatu kegiatan mulai dijalankan, mulai dari penanaman mangrove, camping bersama di pantai sundak, Rafting dll. Pada proses pelaksanaanya angkatan 2 masih sangat bergantung pada angkatan 1. Mereka belum terbiasa berdiri sendiri. Puncaknya terjadi ketika acara Diklatsar angkatan 3. Tidak banyak angkatan 2 yang datang pada rapat pembahasan Diklatsar, bahkan jumlah angkatan 1 yang datang lebih banyak dari angkatan 2. Aku semakin emosi karena tidak ada keseriusan sama sekali dalam pelaksanaan acara ini.

Pada saat pelaksanaan diklatsar ada beberapa orang angkatan 2 yang tidak hadir, waktu benar benar mengevaluasi organisasi ini. Hanya ada segelintir orang yang benar benar mempunyai tekad baja. Setelah diklatsar, ke 4 orang itu sudah resmi menjadi angkatan 3. Kini tiba saatnya untuk menyerahkan tahta kepemimpinan organisasi pada angkatan 2.

Puncak Merbabu
Setelah acara pendakian perayaan ulang tahun teknik geodesi yang ke 7 di gunung Merbabu, waktu itu diikuti oleh 24 orang, Ketua yang baru telah terpilih. Kini angkatan 1 sudah terlepas dari kepengurusan, tapi keanggotaan SHERPA tetap melekat selamanya. Kini beban berat ada di angkatan 2, panjang jalan yang harus mereka tertempuh. Tapi aku tetap percaya mereka pasti bisa.

Beberapa bulan setelah itu, aku mendapatkan informasi bahwa calon angkatan 4 ada banyak orang. PDL (Pakaian Dinas Lapangan) pun sudah di cetak lengkap dengan NIS (Nomor Induk SHERPA). Semua baik baik saja dan aku berharap akan selalu begitu. Bagaimanapun aku telah sampai pada batasku karena sebentar lagi aku harus meninggalkan teknik geodesi UNDIP. Aku akan lulus, aku tidak selamanya bisa berada di sini di tempat yang akan selalu kita rindukan.

Walaupun sudah tidak menjabat sebagai ketua, tapi aku tak pernah kemanapun. Aku akan selalu ada dimana bendera SHERPA berkibar, aku akan selalu ada di setiap jalan yang akan tertempuh. Kami sudah memulai sesuatu, sesuatu yang sebelumnya hanya mimpi. Dengan banyak keringat dan pemikiran, dengan banyak waktu dan pengorbanan, mimpi mimpi itu menjadi nyata.

Aku membayangkan ketika 10 tahun berselang, aku menghadiri acara diklatsar SHERPA yang ke sekian. Hari itu akan menjadi hari yang sangat kunantikan, dan jika hari itu tidak ada, kesedihan itu tidak akan bisa ku gambarkan dengan apapun.

Terimakasih teman teman seperjuangan angkatan perintis/angkatan 1
Pengorbanan kita tidak akan pernah sia sia

Terimakasih teman teman seperjuangan angkatan 2
Jangan pernah letih untuk berjuang, kami selalu dibelakangmu

Untuk angkatan 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan seterusnya
Jangan pernah biarkan warna orange itu memudar 
Jangan pernah biarkan bendera itu tertunduk
Jangan pernah sia siakan pengorbanan kami

Kalian adalah orang yang akan menjadi sejarah dalam organisasi ini
Karena organisasi ini tak akan pernah lenyap oleh sejarah

SHERPA GEODESI UNDIP
SOLID SOLID SOLID


"Yang terpenting bukan apa yang telah  kita dapat dari dunia, tapi apa yang bisa kita beri pada dunia"
"Jika ada atau tidaknya kita tidak merubah apapun di dunia, maka kita telah gagal dalam hidup"

SALAM LESTARI