23 Sep 2013

Ketika mawar tak lagi Indah

Mungkin banyak tempat yang telah kudatangi mulai dari alun alun mandalawangi, Suryakencana, Ranukumbolo, Danau Taman Hidup hingga Danau Segara anak. Sebagai pendaki gunung saya tidak bisa mengingkari bahwa tempat tempat tersebut memanglah indah. Tapi tempat tempat tersebut tidak lebih indah dari sebuah tempat yang telah memberi banyak kenangan dalam hidup, pos mawar. Pos mawar adalah basecamp pendakian gunung Ungaran, tempat dimana alam mengajariku tentang keindahan sejati. 

Hidup telah mengajariku bahwa alam bukanlah yang terindah. Karena sesungguhnya rasa yang tercipta diantara manusia adalah sesuatu yang paling indah. Mereka merajut cerita tentang cinta, kasih sayang dan persahabatan. Cerita mereka jauh lebih indah dari bentang alam di sisi bumi manapun. Pos mawar menjadi saksi bisu kisah kisah tersebut.

Beberapa tahun yang lalu hutan pinus tumbuh dengan begitu lebatnya. Jalur pendakian menjadi rimbun dan sejuk. Tapi kini semuanya habis ditebang. Ratusan batang kayu tergeletak di jalur pendakian. Kini yang tersisa hanyalah sabana yang membentang luas.
 
Pos mawar telah mengalami renovasi besar besaran. Jalan menuju pos mawar yang dulunya jelek dan hanya bisa dilalui oleh motor kini telah diperbaiki. Mobil mobil kini bisa melenggang dengan bebasnya menuju pos mawar. Bahkan di bawah pos mawar telah dibangun cafe yang menyediakan hospot

Hospot tersebut bisa digunakan disini karena menggunakan menara pemancar. Menara tersebut berdiri di tempat biasanya saya camping. Saya tidak bergeming dari tempat tersebut dan terpaksa mendirikan tenda di pinggir menara. Dari tempat tersebut tampak kerlap kerlip lampu kota semarang dan ungaran yang tampak begitu indah. Pada saat tahun baru tempat ini akan menyajikan pemandangan kembang api yang sangat indah.

Kini mawar tak lagi damai. Tempat dimana saya sering mendirikan tenda telah disulap menjadi tempat parkir. Hal ini dikarenakan pengunjung gunung ungaran yang terus membludak. Pembangunan demi pembangunan akan merenggut keasrian tempat ini, bahkan mungkin kelak bisa merenggut hutan gunung ungaran yang semakin gundul.

Tempat yang dahulu begitu sunyi dan damai kini tak lagi ramah. Manusia dengan kekuatannya terus mendaki ke gunung, membawa ambisinya untuk mengeruk keuntungan, membawa ambisinya untuk mendapatkan rupiah. Mereka membawa semen, bata dan genteng, mendirikan bangunan demi bangunan, tak peduli di gunung ataupun di laut.

Banyak kenangan yang tersimpan tentang pos mawar. Tempat dimana saya dan teman teman sering berkunjung ketika akhir pekan. Disanalah biasanya kami memainkan guitar sambil menikmati beberapa gelas teh. Disanalah kami biasanya bermain kartu sambil menikmati bintang bintang malam. Disanalah cerita demi cerita terukir, cerita tentang persahabatan dan semua impian. Disanalah lagu demi lagu tercipta, disanalah inspirasi tentang tulisan alam kudapat. Di sanalah mimpi mimpi besar kami terpahat. 

Ada beberapa bagian penting yang terenggut darimu, mawar. Terkadang aku memilih kembali pada kenangan daripada menerima kenyataan.  Tapi bagaimanapun semua telah terlanjur, kini mawarku tak lagi indah.

SALAM LESTARI