Mendaki gunung ketika siang atau malam ?
Mendaki gunung bukanlah kegiatan yang bisa diselesaikan dalam beberapa jam saja. Banyak gunung di indonesia yang membutuhkan waktu berhari hari untuk sampai di puncaknya. Bahkan terkadang kita harus melakukan pendakian gunung siang dan malam untuk sampai di puncaknya. Pada beberapa gunung di indonesia ada yang melarang para pendaki melakukan pendakian ketika malam hari, tapi juga ada gunung yang melarang para pendaki berada di puncak ketika siang hari.
Pada umumya melakukan kegiatan alam bebas ketika siang hari akan lebih menguntungkan bagi kita. Ketika siang hari kita bisa melihat segala sesuatu dengan lebih jelas karena manusia memang tidak memiliki kemampuan melihat dengan baik ketika malam. Tapi tidak selamanya kita bisa mendaki gunung ketika siang hari. Bukanya kita tidak ingin mendaki ketika siang hari saat matahari begitu cerah, tapi memang karena kita harus mendaki malam hari untuk bisa sampai di puncaknya.
Misalnya ketika kita mendaki gunung semeru. Sebelum jam 9 pagi para pendaki harus sudah turun meninggalkan puncak semeru. Ketika siang hari angin akan bergerak ke arah puncak membawa asap beracun dari kawah jonggring saloka. Asap ini bisa mengakibatkan kematian bagi para pendaki. Pendiri MAPALA UI "Soe Hoe Gie" adalah salah satu korban keganasan jonggring saloka.
Jika kita harus turun dari puncak semeru jam 9 pagi maka kita harus sampai di puncak semeru sekitar pukul 6, 7 atau 8 WIB. Untuk sampai di puncak semeru sepagi itu kita harus mendaki ketika malam. Dari tempat camp terakhir seperti kalimati membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam untuk sampai di puncak semeru. Sedangkan jika kita melakukan perjalanan dari Arcopodo maka akan membutuhkan waktu 1 jam lebih cepat untuk sampai puncak semeru.
Untuk sampai di puncak semeru kita harus mendaki ketika hari masih gelap, yaitu sekitar pukul 1, 2 atau 3 petang. Jika pendaki menunggu matahari terbit untuk melakukan perjalanan ke puncak semeru maka pendaki akan terlalu siang ketika sampai di puncak semeru. Hal itu sangat berbahaya karena asap beracun kawah jonggring saloka selalu mengintai para pendaki.
Selain itu ada beberapa keuntungan mendaki ketika malam hari. Pada malam hari cuaca di gunung sangat dingin sehingga kita tidak akan kepanasan ketika mendaki. Pada cuaca dingin kita tidak akan merasakan haus seperti yang terjadi pada siang hari ketika mentari begitu terik. Hal ini akan membuat air bekal pendakian kita lebih irit.
Mendaki ketika malam hari juga memiliki banyak kerugian bagi para pendaki. Pendaki gunung tidak bisa melihat jalur pendakian dengan jelas sehingga sering tersandung atau bahkan tersesat. Pendaki gunung memerlukan banyak waktu untuk membuat tenda, mencari tempat mendirikan tenda, membuat api unggun, mencari air dll karena keterbatasan penglihatan. Ingat! waktu adalah sesuatu yang sangat berharga ketika mendaki gunung.
Di gunung gunung tertentu bahkan ada yang mengharamkan para pendaki mendaki ketika malam hari. Gunung Argopuro misalnya, pendaki tidak boleh melakukan perjalanan malam di gunung ini karena ada sebuah mitos "Banyak pendaki yang tersesat ketika melakukan perjalanan malam di gunung Argopuro". Para pendaki sering diganggu hal hal ghaib ketika mendaki gunung saat malam hari. Mitos gunung argopuro yang sangat terkenal adalah keberadaan dewi rengganis.
Jadi kesimpulanya kita harus siap mendaki walaupun siang atau malam. Kita harus mempelajari lebih detail tentang gunung yang akan kita daki. Informasi yang telah kita dapatkan bisa kita gunakan untuk memutuskan untuk mendaki ketika siang atau malam. Kita bisa menyusun jadwal pendakian sebaik mungkin sehingga bisa menggapai puncak impian kita
Terkadang mendaki ketika siang atau malam bukan merupakan pilihan yang bisa dirundingkan, karena alam tidak pernah berunding dengan siapapun. So, kita harus siap untuk apapun
Baca juga :
SALAM LESTARI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar