Lebih dewasa dari usia
Lagi lagi Group “Komunitas Pendaki Gunung” di facebook memberiku inspirasi untuk menulis. Semua bermula ketika aku melihat beberapa debat sengit yang terjadi antara anggotanya. Dalam perdebatan tersebut kebanyakan orang tidak bisa menahan diri. Semua orang ngotot untuk mempertahankan argumen masing masing hingga akhirnya perdebatan tersebut tidak pernah berakhir. Dalam perdebatan tersebut aku melihat kata kata yang sebenarnya tidak pantas untuk di ucapkan. Mungkin kata kata tersebut terlontar karena emosi yang sudah memuncak.
Selidik demi selidik ternyata orang orang yang kadang berbicara tidak pantas di jejaring sosial tersebut sudah mempunyai umur yang cukup tua. Tapi usianya benar benar tidak mencerminkan tingkah lakunya. Ada pula anak muda yang usianya belum seberapa tapi sangat bijak dalam perkataan dan bisa menjaga emosi dengan baik. Setelah itu aku menyimpulkan bahwa manusia sebenanya terbagi dalam 2 tipe, yaitu mereka yang lebih dewasa dari usianya dan mereka yang usianya lebih tua dari kedewasaanya.
Pada umunya orang yang memiliki umur lebih tua akan lebih dihormati daripada mereka yang muda. Begitulah tradisi yang ada di negara kita. Tapi sebenarnya umur yang lebih tua tidak pernah bisa menjamin bahwa orang tersebut lebih dewasa. Sebaliknya ada beberapa anak muda yang sudah sangat dewasa dalam perkataan dan perbuatan. Menurutku kedewasaan seseorang terbentuk melalui ilmu dan pengalaman. Semakin banyak seseorang memiliki ilmu dan pengalaman maka orang tersebut akan semakin bijak dalam perkataan dan perbuatan. Tidak ada yang aneh jika anak anak muda tampak lebih dewasa dari usianya karena mereka memang memiliki ilmu dan pengalaman yang lebih tinggi daripada sesepuh sesepuhnya.
Selain itu orang orang yang sering berinteraksi sosial dengan berbagai jenis manusia dan lingkungan juga akan tampak lebih dewasa. Mereka yang sering melakukan perjalanan dan petualangan akan sangat sering bertemu dengan banyak jenis jenis manusia. Dalam perjalananya mereka bertemu dengan manusia lintas umur, dari yang sangat tua hingga yang masih muda. Selain itu mereka juga akan bertemu dengan manusia lintas golongan, suku dan pekerjaan. Lama kelamaaan ilmu komunikasi mereka dengan manusia lain akan terbentuk sehingga bisa berkomunikasi dengan baik dengan manusia lainya.
Berbeda dengan orang yang hidup di lingkungan yang itu itu saja. Setiap hari hanya ketemu dengan manusia yang itu itu saja. Misalnya seorang mahasiswa yang menghabiskan waktunya di kos, kantin dan kampus. Setiap hari dia hanya bertemu dengan mahasiswa, dosen dan ibu kantin. Selain itu di kampus tidak ada manusia yang berumur lebih dari 60 karena sudah di pensiunkan dan tidak ada orang yang memiliki umur kurang dari 18 tahun karena pasti masih berada di SMA atau SMP.
Aku sendiri telah bertemu dengan banyak jenis manusia di bumi ini. Dari mahasiswa, dosen, pengusaha, direktur, kontraktor hingga pemetik teh, pendaki gunung, penyelam, pemanjat tebing, pembalap liar, pemabuk, penggiat game, pencari rumput, pemburu, vokalis, guitaris dan masih banyak lagi. Aku pernah melihat bagaimana seorang wanita di pedalaman bali berjalan ke arahku tanpa busana. Aku pernah melihat bagaimana seorang kakek di lereng gunung mampu membawa kayu bakar dengan berat yang sangat luar biasa. Aku pernah melihat anak anak muda makasaar melakukan balapan liar tepat di depan kantor polisi. Aku memang sering berkelana dari kota ke kota dan dari desa ke desa. Aku mendaki dari satu gunung ke gunung lain juga mengerjakan beberapa proyek dari satu kota ke kota lain. Aku pernah berada di lingkungan suku sunda, jawa, bali, madura, sulawesi dll yang tentu saja memiliki karakter yang berbeda beda.
Dari paparan di atas sebenarnya proses pendewasaan sangat tergantung dengan bagaimana cara kita menggunakan waktu. Kita bisa membandingkan 2 orang dengan kebiasaan yang berbeda, misalnya Jin dan jun (Nama samaran). Jun setiap hari hanya berangkat ke kampus, pulang ke kos, jajan di kantin, lihat TV, tidur siang, jalan ke Mall. Sedangkan jin selalu aktif dalam kegiatan organisasi baik HM maupun MAPALA, dia sering menjadi panitia acara juga sering melakukan kegiatan alam, dia tidak ada waktu untuk tidur siang karena harus berlatih band untuk persiapan mengisi acara di kampus, dia tidak ada waktu untuk menonton TV karena lebih memilih untuk futsal atau badminton. Dia juga tidak ada waktu untuk jalan jalan ke mall karena lebih memilih pergi ke puncak puncak gunung di pelosok negeri.
Jika usia mereka sama mana yang lebih dewasa ?
Anda sudah tahu jawabanya.
Oleh karena itu gunakan waktu yang kita miliki untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Terus terang aku memang memiliki pandangan sinis kepada orang orang yang memiliki hobi tidur, nonton TV dan segala kebiasaan “berbahaya” lainya. Bagiku waktu yang kita miliki terlalu berharga untuk itu. Cobalah cari lebih banyak ilmu dan pengalaman. Bangkitlah dari tempatmu terlelap. Berjalanlah lebih sering, mendengarlah lebih sering, melihatlah lebih sering dan berfikirlah lebih sering.
Mari kita sama sama berlatih mendewasakan diri. Malu kan jika umur kita yang sang sudah tua tidak bisa lebih dewasa daripada anak anak muda dengan usia seumuran jagung ??
Ditulis oleh : Anak muda dengan usia seumuran jagung
SALAM LESTARI
2 komentar:
mantab bos ceritanya
iya ,, ana suka dengan ceritnya.. thanks udah bagi'' cerita ,, smoga menginspirasi..
Posting Komentar