Perjalanan yang sesungguhnya
Aku mendaki dari gunung ke gunung, dari puncak ke puncak. Seiring waktu berlalu semakin banyak puncak yang telah terdaki hingga aku mulai lupa berapa kali aku mendaki. Dulu aku sering berceloteh tentang gunung gunung yang telah kudaki. Ada kebanggaan tersendiri ketika kita telah mendaki banyak gunung. Kekaguman dari para pendengar menjadi kepuasan tersendiri dalam jiwa.
Hingga saat ini aku sudah mendaki 30 gunung di indonesia dengan jumlah pendakian sekitar 100 kali pendakian. Mudah bagiku untuk bercerita tentang gunung manapun yang belum orang lain ketahui. Ketika para pendaki bercerita tentang gunung Sumbing, aku sudah 7 kali mendakinya. Ketika para pendaki bercerita tentang gunung Slamet, aku sudah 4 kali mendakinya. Ketika pendaki bercerita tentang gunung Merbabu, aku sudah 10 kali mendakinya. Sebelum Film 5 cm terbit pun aku sudah 4 kali mendaki gunung Semeru. Dan masih banyak lagi ...... Ahrg, aku benar benar sombong waktu itu .....
Aku jatuh dalam pencapaianku sendiri. Pencapaianku berhasil menguasaiku dan membuatku menjadi begitu sombong. Tapi pemikiranku mencoba meronta. Aku masih terus mendaki untuk belajar menjadi sosok yang lebih bijak. Aku masih berusaha menaklukkan kesombongan yang ada dalam diri. Beberapa tahun yang lalu ketika aku hanya mampu mendaki 2 atau 3 gunung, kesombongan tersebut sangat mudah ditaklukkan. Tapi ketika semakin banyak gunung yang telah terdaki, kesombongan tersebut semakin bertambah besar dan sangat sulit ditaklukkan.
Aku belajar keras untuk menaklukkan kesombongan tersebut. Aku berusaha menjadi lebih besar dari kesombongan tersebut. Aku terus mendaki untuk menjadi rendah hati. Aku terus mendaki untuk menemukan nilai nilai yang harusnya kupahami. Hingga akhirnya aku mampu menguasai kesombongan itu. Kini semua orang tak perlu tahu gunung mana saja yang telah kudaki juga berapa kali aku mendaki. Aku hanya ingin orang orang tahu tentang pelajaran, pengetahuan dan nilai nilai yang kudapatkan ketika mendaki.
Daripada bercerita tentang gunung mana saja yang telah aku daki atau berapa kali aku mendaki, aku lebih suka bercerita tentang pelajaran seperti bagaimana teknik packing yang benar, bagaimana membuat perencanaan pendakian, bagaimana mengatasi dingin, bagaimana memilih perlengkapan pendakian, bagaimana memilih makanan pendakian atau bercerita tentang pengalaman seperti perjalanan untuk bersyukur, perjalanan untuk kaya, yang lebih berharga dari puncak, pengalaman organisasi, pemahaman karakter, pembentukan kepribadian dll.
Aku hanya diam ketika mereka berceloteh tentang gunung gunung itu, tentang cerita sombong itu. Aku mendengarkan ceritanya kemudian kembali diam. Aku hanya mampu membalasnya dengan cerita tentang pelajaran, pengetahuan dan informasi tentang gunung gunung itu, lalu kisahku ? biarlah. Dalam hati aku tersenyum, dalam diam aku tertawa. Mungkin mereka belum memahami setiap jejak yang telah tertempuh. Mungkin mereka masih butuh banyak jejak untuk menjadi bijak.
Aku tak perlu bercerita banyak pada dunia. Apa dan bagaimana aku akan terlihat dari tingkah dan tutur kata yang terucap. Apa yang terlihat adalah hasil dari perjalanan yang panjang, hasil dari pembelajaran yang panjang. Aku takkan mengecewakan perjalanan itu. Hanya dengan cara inilah perjalanan tersebut menjadi bermagna.
Semakin banyak gunung yang telah kita daki maka akan semakin besar kesombongan yang ada dalam diri, dan perjalanan sesungguhnya adalah bagaimana kita menaklukkan kesombongan itu – Catatan Pendaki Gunung
3 komentar:
Wah keren bener bang perjalanannya, semoga tercapai ya tujuannya. amiin
Salam kenal
Amien bro, salam kenal juga,
Selayaknya padi bang, semakin tua dan berisi maka makin merunduk pula..
Posting Komentar