"Karena yang terpenting bukan apa yang kita dapat dari dunia, tapi apa yang bisa kita beri pada dunia"

Mengukur Lebar Sungai (Navigasi Darat)

Salam Lestari 

Pada dasarnya teknik dasar navigasi darat seperti mengukur azimuth, menggunakan kompas, menghitung jarak, membaca koordinat, membaca peta dan lain sebagainya bisa diibaratkan seperti bahan dasar dalam memasak. Jika bahan bahan tersebut diracik dengan takaran yang tepat maka dapat menghasilkan masakan yang sempurna. Segala persoalan yang kita hadapi di dalam bebas dapat diselesaikan dengan mengkombinasikan bahan bahan tersebut. Jika kita tidak tahu cara meracik bahan bahan tersebut maka permasalahan tidak akan terselesaikan. Tantangan selanjutnya dalam Navigasi darat adalah memadukan konsep konsep kecil tersebut menjadi sebuah solusi untuk memecahkan sebuah permasalahan.

Studi Kasus :


Tim anda tersesat ketika melakukan petualangan alam bebas. Satu satunya jalan pulang adalah menyeberang sungai. Arus sungai mengalir cukup deras. Tim anda terdiri dari 3 orang (termasuk anda). Anda adalah satu satunya orang yang bisa berenang dalam tim tersebut. Anda bisa saja menyeberang sungai dan meninggalkan 2 anggota tim yang lain. Langkah tersebut pun cukup beresiko karena arus sungai mengalir cukup deras.

Kemudian anda mengambil tali dalam tas ransel. Anda akan mengikat tali dari pohon A ke pohon B. Tali anda hanya memiliki panjang 50 meter. Anda tidak tahu jarak dari pohon A ke pohon B. Anda tidak yakin tali tersebut bisa menghubungkan pohon A dan pohon B. Anda bisa saja mengaitkan tali pada pohon A dan berenang menuju pohon B. Resiko terseburuk jika talinya kurang panjang adalah anda akan hanyut bersama arus. Kemudian 2 teman anda akan menarik tali yang terikat di pohon A sehingga anda bisa kembali berada di daratan.

Sebelum memutuskan untuk menyeberang sungai mengunakan tali ada baiknya anda mengukur terlebih dahulu jarak antar pohon A dan pohon B. Jika talinya kurang panjang maka anda dapat mengambil langkah lain, tidak perlu repot repot menyeberang sungai. Bagaimana cara mengukurnya ?. Pertama tama Tim anda harus memiliki Kertas, pensil, penggaris, busur dan kompas. Alat alat itu merupakan standar perlengkapan Navigasi Darat.


Anda berdiri di pohon A, membidikkan kompas ke pohon B, lalu hitung azimut antara pohon A dan Pohon B (353 Derajat). Setelah itu anda bergerak ke titik sembarang, di sisi lain pinggir sungai sejauh 100 langkah (Jumlah bisa bervariasi).


Dari titik sembarang (TS), bidik pohon B dan hitung azimuthnya (30 derajat). Dari titik sembarang (TS), bidik pohon A dan hitung azimuthnya (82 derajat). Lihat gambar !

Kita catat terlebih dahulu data data yang sudah terkumpul :
Azimuth Pohon A-Pohon B = 353 Derajat
Azimuth Titik Sembarang-Pohon B = 30 Derajat
Azimuth Titik Sembarang-Pohon A = 82 Derajat
Jarak Pohon A-Titik Sembarang = 100 Langkah

Langkah selanjutnya adalah buka kertas, kita akan menggambar denah sederhana dengan menggunakan pensil, busur dan penggaris.


Tahapanya sebagai berikut :
  1. Gambar titik TS dimana saja
  2. Gambar garis 1 (Azimuth 82 derajat), tarik garis dari TS ke A menggunakan bantuan busur
  3. Gambar garis 2 (Azimuth 30 derajat), tarik garis dari TS ke B menggunakan bantuan busur
  4. Gambar titik A yang berjarak 10 cm dari TS, diukur menggunakan penggaris
  5. Gambar garis 3 (Azimuth 353 derajat), tarik garis dari A ke B menggunakan bantuan busur
  6. Gambar titik B pada persimpangan garis 2 dan garis 3
  7. Ukur jarak titik A ke titik B menggunakan penggaris (Misal hasilnya 12 cm)

Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan
Jarak A-TS pada peta adalah 10 cm sama dengan 100 langkah pada keadaan sebenarnya. Maka 1 cm dalam peta menggambarkan 10 langkah pada kenyataan sebenarnya. Jika jarak A-B adalah 12 cm maka jarak sebenarnya adalah sekitar 120 langkah. Tinggal dikonversi 1 langkah anda sama dengan berapa cm (Misal 1 Meter = 3 langkah). Berarti jarak A-B pada keadaan sebenarnya adalah sekitar 40 meter. Jika panjang tali adalah 50 meter maka tali tersebut bisa digunakan untuk menghubungkan kedua pohon. 

Dengan keyakinan yang mantab anda menyeberang sungai untuk menghubungkan kedua pohon dengan menggunakan tali. Kemudian anggota tim yang tidak bisa berenang menyeberangi sungai dengan menggunakan bantuan tali yang telah terikat pada pohon.

Catatan :
Teknik tersebut hanya bisa dilakukan jika anda sudah menguasai dasar dasar Navigasi darat seperti mengukur azimuth dengan kompas, mengukur azimuth dengan busur, perbandingan jarak dll (Sudah sering saya bahas di postingan sebelumnya)

Pada dasarnya konsep yang kita gunakan sama dengan prinsip Intersection. Mencari posisi titik lain dengan 2 buah titik lain yang sudah diketahui posisinya. Jika semua titik berhasil digambarkan maka jarak antar titik tersebut dapat dihitung dengan mudah.

Tinggal bagaimana kita meracik bahan bahan yang sudah ada .........

Salam Lestari


Navigasi Darat : Menghitung Jarak Pada Peta

Dalam pembelajaran Navigasi Darat pemahaman konsep tentang pengukuran jarak sangatlah penting. Jarak digunakan untuk menghitung perkiraan waktu yang akan dihabiskan untuk sampai di tempat tujuan. Waktu yang dihabiskan berpengaruh langsung terhadap banyaknya perbekalan yang harus dibawa. Dalam navigasi darat kemampuan menghitung jarak pada peta diperlukan untuk merencanakan sebuah pergerakan. Berdasarkan kelerenganya nilai jarak dibagi menjadi 2 jenis, yaitu jarak horizontal dan jarak diagonal. 

1. Jarak Horisontal
Jarak horisontal adalah jarak datar antara 2 buah titik yang tidak dipengaruhi oleh beda ketinggian antara titik tersebut (Kelerengan "dianggap" 0 derajat). Perhatikan gambar dibawah !

Gambar 2.1 Jarak Horisontal
Setelah diukur menggunakan penggaris ternyata jarak antara titik A dan titik B pada peta adalah 8 cm. Pada peta terdapat keterangan yang mana menyatakan bahwa skala peta tersebut adalah 1 : 10.000. Dengan begitu jarak sebenarnya dapat ditentukan menggunakan rumus.

Jarak Sebenarnya = Jarak peta x Skala Peta

Jarak sebenarnya = 8 cm x 10.000 = 80.000 cm = 800 Meter
Jarak yang kita hitung menggunakan rumus diatas adalah jarak horizontal. Jarak tersebut belum mempertimbangkan beda ketinggian antara titik A dan titik B. Untuk mendapatkan jarak yang lebih teliti maka dapat menggunakan ukuran jarak diagonal. 

2. Jarak Diagonal
Jarak diagonal adalah nilai jarak yang didapatkan dengan memperhitungkan faktor kelerengan. Untuk mendapatkan informasi mengenai kelerengan kita dapat menggunakan garis kontur. Jarak diagonal tidak bisa diukur jika peta yang digunakan tidak memiliki unsur hipsografi (Garis kontur). Perhatikan gambar dibawah ini !

Gambar 2.2 Jarak Diagonal
Gambar 2.2 menggambarkan kondisi yang sama dengan gambar 2.1. Jika gambar 2.1 dilihat dari sudut pandang atas maka gambar 2.2 dilihat dari sudut pandang samping. Jarak antara titik A dan titik B’ adalah jarak Horisontal. Sedangkan jarak antara titik A dan titik B adalah jarak Diagonal. Untuk mendapatkan nilai jarak Diagonal bisa menggunakan rumus Phytagoras sebagai berikut :

Jarak A-B =  √(A-B’)² + (B’-B) ²
Jarak A-B =  √(800)² + (600) ²
Jarak A-B =  1000 Meter
Menghitung jarak diagonal memang membutuhkan perhitungan matematis yang cukup rumit. Hal itu mungkin tidak akan selalu digunakan dalam Navigasi Darat. Tapi setidaknya kita harus paham bahwa jarak horizontal dan jarak diagonal merupakan sebuah ukuran yang berbeda. Konsep yang harus kita pahami adalah jarak Diagonal selalu lebih panjang daripada jarak Horisontal.

Salam Lestari

Perlengkapan Dasar Navigasi Darat

Navigasi darat konvensional hanya dapat dilakukan jika kita memiliki beberapa perlengkapan pendukung Navigasi Darat. Setiap perlengkapan navigasi darat memiliki spesifikasi dan fungsi yang berbeda. Tanpa adanya perlengkapan tersebut maka Navigasi Darat konvensional tidak dapat dilakukan. Perlengkapan Navigasi Darat dapat diperoleh di  toko outdoor atau toko  alat tulis dengan harga yang terjangkau. Bagi seorang penggiat petualangan alam bebas maka tidak ada alasan untuk tidak memiliki berbagai perlengkapan Navigasi Darat. Berikut adalah berbagai perlengkapan Navigasi Darat beserta dengan fungsinya.


1. Kompas
Azimuth
Fungsi Kompas adalah sebagai penunjuk arah. Dengan kompas kita bisa mengerti dimana arah utara, timur, selatan dan barat sehingga kita tidak akan salah arah ketika berjalan menuju sebuah titik. Arah tidak cukup didefinisikan dengan satuan utara, timur, selatan dan barat, butuh satuan lain yang bisa mendefinisikan arah dengan lebih detail. Satuan untuk menyatakan arah adalah sudut azimuth, yaitu sudut yang dibentuk oleh 2 buah garis. Garis pertama adalah garis yang menghubungkan posisi kompas dengan arah utara (Garis U) dan garis yang kedua adalah garis yang menghubungkan posisi kompas dengan target (Garis T). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Keterangan : 
Titik A : Posisi Kompas
Titik B : Target
Sudut Azimuth : 45°
Berdasarkan pada penggunaanya kompas dibagi menjadi 2 jenis :

a. Kompas Orientering
Kompas yang berfungsi untuk memberitahu arah utara, timur, selatan dan barat tetapi kurang ideal untuk membaca arah sudut. Meskipun pada beberapa kompas orienteering terdapat bacaan sudut tapi sudut yang dihasilkan tidak lebih teliti daripada kompas bidik.

Kompas Orientering
b. Kompas Bidik
Kompas Bidik
 Selain berfungsi untuk menentukan arah kompas bidik juga berfungsi untuk mendapatkan sudut azimuth yang lebih teliti dari pada kompas orienteering. Sudut azimuth yang didapat merupakan sudut azimuth yang diukur langsung di lapangan, bukan diperoleh melalui peta. 

2.Busur
Navigasi darat : Busur
Fungsi busur derajat dalam Navigasi darat adalah untuk mengukur sudut azimuth pada peta. Kita bisa menggunakan busur sederhana seperti yang banyak beredar di pasaran. Mengukur sudut azimuth pada peta sebenarnya juga bisa dilakukan dengan kompas orienteering jenis silva. Tetapi untuk memperoleh hasil yang lebih akurat sebaiknya menggunakan busur. 

Azimuth antara titik A dan titik B pada potongan peta disamping diukur menggunakan busur derajat. Pada gambar tampak bahwa azimuth antara titik A dan titik B adalah 70°




3. Penggaris
Fungsi penggaris dalam Navigasi darat adalah untuk mengukur jarak pada peta. Penggaris juga bisa dijadikan alat bantu untuk membaca koordinat peta. Kita bisa menggunakan penggaris biasa yang banyak beredar di pasaran. 
Navigasi Darat : Penggaris
4. Protaktor
Fungsi utama dari protaktor adalah sebagai alat bantu membaca koordinat peta. Protaktor biasanya juga dilengkapi dengan fungsi busur atau penggaris. Protaktor yang beredar di pasaran mempunyai beragam jenis yang berbeda. Penulis menyarankan untuk lebih memahami konsep dari penggunaan protaktor agar tidak kesulitan menggunakan protaktor dengan jenis apapun.

5. Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi dalam bidang datar dengan skala dan proyeksi tertentu. Peta memberikan informasi Geospasial pada suatu wilayah tertentu. Informasi Geospasial adalah informasi yang mempunyai unsur posisi yang mana terikat dengan sistem koordinat bumi. Posisi itu sendiri dijelaskan dengan nilai koordinat dan nilai tinggi. Peta juga menjadi modal utama dalam merencanakan sebuah pergerakan. Peta apa yang digunakan untuk navigasi darat ?

6. Alat Tulis
Alat tulis bisa digunakan untuk menggambar peta sederhana. Selain itu alat tulis juga berfungsi sebagai alat hitung sederhana menggunakan media kertas. Dalam Navigasi darat kita juga akan melakukan perhitungan sederhana. Perhitungan sederhana digunakan untuk membaca koordinat pada peta, mengukur jarak, back azimuth dan lain sebagainya.

Demikian adalah beberapa perlengkapan yang dibutuhkan dalam melakukan Navigasi Darat

Penulis : Andriyana L

Salam Lestari

Pengertian, konsep dan jenis Navigasi Darat

Navigasi darat adalah kegiatan navigasi yang dilakukan di daratan. Navigasi adalah upaya untuk memetakan medan dan menentukan arah perjalanan. Definisi memetakan medan adalah memahami posisi dimana kita berada dan objek objek lain disekitar kita. Konsep ilmu navigasi darat adalah “Menggambarkan dan Membayangkan”. Yang dimaksud dengan “menggambarkan” adalah menggambarkan posisi kita beserta dengan objek objek yang ada di sekitar kita dalam sebuah peta sederhana. Yang dimaksud dengan “membayangkan” adalah memahami peta secara mendalam sehingga bisa membayangkan kondisi alam yang sebenarnya. Dalam “menggambarkan” kita membutuhkan piranti navigasi darat seperti Alat tulis, penggaris, busur dan kompas. Dalam “membayangkan” kita harus memiliki pengetahuan tentang cara membaca peta yang baik dan benar. 

Navigasi darat merupakan kesatuan ilmu yang berasal dari berbagai ketrampilan, diantaranya kemampuan membaca peta, kemampuan menggunakan kompas, kemampuan mengukur azimuth, kemampuan mengukur jarak, kemampuan membaca koordinat, kemampuan menggambar peta, resection, intersection, orientasi medan dan lain sebagainya. Untuk menguasai ilmu navigasi darat harus memiliki semua ketrampilan tersebut. Setiap keadaan yang dihadapi memiliki solusi tersendiri untuk mengatasinya, bisa menggunakan satu jenis ketrampilan, menggabungkan beberapa ketrampilan atau bahkan menggunakan semuanya.

Navigasi darat tidak dilakukan hanya dengan mengandalkan feeling. Setiap jejak yang kita tempuh harus diperhitungkan dengan matang dan seksama. Untuk itu kita harus menguasai ilmu navigasi darat mulai dari hulu hingga hilir, dari teknis konvensional hingga teknologi canggih, mulai dari menggunakan perlengkapan hingga tanpa perlengkapan. Kemampuan Navigasi darat mutlak dibutuhkan oleh para penjelajah alam bebas. Dengan menggunakan ilmu navigasi darat kita bisa merencanakan perjalanan dengan baik. Navigasi darat juga dibutuhkan agar kita tidak tersesat ketika melakukan perjalanan. Navigasi darat juga menjadi ilmu yang akan menyelamatkan nyawa kita saat tersesat. Pada dasarnya Navigasi darat dapat dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan konsep dan peralatan yang digunakan, yaitu :

1.    Navigasi Darat Konvensional
Yaitu Kegiatan Navigasi Darat yang dilakukan dengan menggunakan alat alat sederhana seperti kompas, busur, penggaris, protractor dan peta. Navigasi darat secara konvensional memerlukan pemahaman tentang ketrampilan menggunakan alat alat tersebut. Bukan hanya tentang penggunaan alat, kita juga harus memahami kapan dan dalam kondisi seperti apa alat alat tersebut digunakan. Misalnya dalam memperkirakan jarak di atas peta kita menggunakan penggaris, untuk mengukur azimuth di atas peta kita menggunakan busur, untuk melakukan resection dan intersection kita membutuhkan alat tulis, kompas dan busur, untuk membaca koordinat peta kita membutuhkan protractor dan lain sebagainya. Navigasi darat konvensional adalah dasar dari ilmu navigasi darat yang wajib dikuasai. Meskipun disebut ilmu “konvensional” kenyataanya ada beberapa hal yang tidak bisa tergantikan oleh teknologi canggih sekalipun.

2.    Navigasi Darat Teknologi

Yaitu Kegiatan Navigasi Darat yang dilakukan dengan menggunakan bantuan teknologi canggih saat ini. Teknologi canggih yang biasa digunakan dalam navigasi darat adalah Global Navigation Satelite System (GNSS). Teknologi tersebut sering disebut dengan Global Positioning System (GPS). GPS adalah sebuah teknologi yang diciptakan oleh Amerika Serikat. Teknologi tersebut tidak hanya dimiliki oleh Amerika Serikat, Rusia juga memiliki teknologi penentuan Posisi yang disebut Glonnas, Negara negara Eropa juga memiliki teknologi serupa yang disebut Galileo. GPS, Glonnnas dan Galileo merupakan perwujudan dari teknologi GNSS. Meskipun begitu teknologi yang paling umum dipakai di Indonesia adalah GPS. Navigasi darat canggih biasanya dilakukan dalam kegiatan kegiatan penting seperti Pemetaan, SAR dan Militer. Namun dengan perkembangan teknologi GPS yang semakin menjamur bukan tidak mungkin kelak setiap penjelajah alam bebas akan menggunakan GPS dalam perjalananya.

3.    Navigasi Darat Alamiah
Yaitu Kegiatan Navigasi Darat yang dilakukan tanpa teknologi canggih dan alat alat konvensional. Tanpa teknologi dan peralatan bukan berarti navigasi darat tidak bisa dilakukan. Navigasi darat yang dilakukan secara alamiah membutuhkan pemahaman konsep navigasi darat yang lebih mendalam. Pada dasarnya kita tidak boleh terlalu bergantung kepada teknologi dan perlengkapan. Alam bisa berubah menjadi sangat liar, bukan tidak mungkin kita akan dihadapkan pada kenyataan dimana kita diharuskan melakukan navigasi darat tanpa perbekalan apapun. Informasi yang berasal dari alam bisa kita gunakan untuk keperluan navigasi darat alamiah. Misalnya orientasi arah menggunakan posisi matahari, mengukur azimuth menggunakan bayangan matahari, mengukur jarak menggunakan perkiraan jejak langkah dan lain sebagainya.

Salam Lestari

Penulis : Andriyana L


6 Kemampuan Teknis dalam Navigasi Darat

Pada dasarnya Navigasi Darat merupakan kumpulan dari beberapa kemampuan teknis yang berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut terdapat pada konsep, alat alat yang digunakan dan penggunaan alat alat tersebut. Jika kita membongkar Navigasi Darat secara lebih dalam maka dapat kita jabarkan beberapa kemampuan teknis yang harus dimiliki dalam penerapan Navigasi Darat. Penjabaran tersebut diharapkan dapat mempermudah para penggiat navigasi darat untuk menyusun panduan dalam pembelajaran navigasi darat. Kemampuan teknis yang dibutuhkan dalam kegiatan navigasi darat dapat dijabarkan secara berikut :

1. Kemampuan dalam memahami konsep dasar peta 
Peta adalah salah satu amunisi wajib dalam melakukan navigasi darat. Peta dapat memberikan banyak informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Konsep dasar peta harus dipahami oleh para penggiat alam bebas mengingat banyaknya kekeliruan dalam pemahaman konsep dasar peta pada pembelajaran Navigasi Darat. Kenyataan yang ada saat ini banyak penggiat alam bebas yang bahkan belum bisa membedakan antara peta dan denah. Setiap penggiat alam bebas harus paham tentang unsur unsur peta agar bisa membedakan antara peta dengan denah. 

Selain itu masih banyak penggiat alam bebas yang bingung tentang peta yang digunakan dalam melakukan navigasi darat. Diluar sana ada banyak sekali jenis jenis peta yang satu sama lain mempunyai karakteristik tersendiri. Penggiat alam bebas yang belajar peta dengan cara "menghafal" bisa dipastikan akan kebingungan jika menggunakan peta yang belum pernah dipelajarinya. Konsep pembelajaran harus diganti dari sekedar "menghafal" menjadi pembelajaran tentang konsep. Jika penggiat alam bebas bisa memahami konsep dasar peta maka tidak perlu bingung menggunakan peta jenis apapun

Misalnya ketika penggiat alam bebas biasa "menghafal" tentang spesifikasi peta RBI skala 1 : 25.000. Mereka menghafalkan bahwa jarak antar grid pada peta adalah 3,7 cm, jarak antara grid koordinat adalah 30 detik, jarak antar garis kontur 12,5 m dan lain sebagainya. Spesifikasi tersebut sebenarnya hanya berlaku untuk peta RBI Skala 1 : 25.000. Peta RBI skala 1 : 50.000 tentunya mempunyai spesifikasi yang berbeda sehingga jika kita "menghafal" spesifikasi tersebut maka kita akan kebingungan jika menggunakan peta dengan jenis yang lain. Setiap peta memiliki spesifikasi yang berbeda sehingga kita harus mempunyai pengetahuan untuk mengkaji sebuah peta sebelum digunakan. Sebelum menggunakan sebuah peta perlu adanya upaya pengkajian untuk memahami spesifikasi peta yang digunakan. Perlu dilakukan pengkajian tentang unsur unsur peta seperti judul, skala, arah utara, legenda, keterangan dan lain sebagainya. Sepesifikasi teknis peta juga perlu dipelajari terlebih dahulu seperti misalnya jarak antar garis grid koordinat geografis, jarak antar garis grid koordinat UTM dan lain sebagainya.

2. Kemampuan dalam membaca Peta
Setelah memahami konsep dasar peta selanjutnya adalah pembelajaran untuk membaca peta. Peta tersusun dari beberapa informasi geospasial yang saling tumpang tindih. Seperti misalnya peta RBI yang tersusun oleh 8 layer informasi yaitu perairan, hidrografi, hipsografi (Topografi), transportasi, batas wilayah, penggunaan lahan, bangunan dan fasilitas umum yang masing masing memiliki karakteristik tersendiri. Kemampuan membaca peta hanya bisa dimiliki setelah kita memahami karakter masing masing layer tersebut. Misalnya layer hipsografi/topografi yang selalu diidentikkan dengan garis kontur. Garis kontur memiliki karakteristik tersendiri seperti misalnya tidak terputus, tidak saling potong, tidak bercabang dan lain sebagainya. Transportasi pun terbagi menjadi beberapa jenis seperti jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal hingga jalan setapak. Jika kita tidak memahami satu persatu karakteristik tersebut maka kita akan kesulitan dalam membaca peta. Orang orang yang sudah mahir menggunakan peta bahkan bisa membaca peta tanpa perlu melihat legenda yang terdapat pada peta. 

3. Kemampuan dalam membaca koordinat peta
Salah satu kemampuan yang sulit untuk dipelajari adalah keterampilan dalam membaca koordinat peta. Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk membaca koordinat peta. Masing masing cara memiliki tata caranya tersendiri. Kita dapat membaca koordinat peta dengan menggunakan protaktor atau penggaris. Membaca peta menggunakan protaktor dan penggaris memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing. Tahap tahap yang harus dilakukan pun berbeda walaupun sebenarnya konsepnya sama. Membaca koordinat peta dengan refrensi geografis pun tentu berbeda dengan peta yang mempunyai refrensi UTM.

4. Kemampuan dalam memperkirakan arah 
Kemampuan dalam memperkirakan arah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu menentukan arah pada peta dan menentukan arah di lapangan. Untuk menentukan arah kita harus memahami terlebih dahulu tentang konsep sudut azimuth dan back azimuth. Untuk menentukan azimuth pada peta kita dapat menggunakan busur sedangkan untuk menentukan azimuth di lapangan kita dapat menggunakan kompas. Jenis kompas pun bermacam macam, ada jenis kompas yang tidak memungkinkan jika digunakan untuk menentukan azimuth. Pemahaman jenis jenis kompas sangat dibutuhkan untuk mendukung kemampuan dalam menentukan arah.

Selain mampu menentukan sudut azimuth menggunakan kompas di lapangan. Kita juga harus mampu bergerak ke arah sudut tertentu dengan tepat. Pergerakan tersebut terdiri dari beberapa jenis, bisa langsung bergerak mengikuti arah pada kompas, bisa juga bergerak secara Man to man. Konsep pergerakan secara Man to man harus dibahas pada bab tersendiri karena membuthkan pembelajaran yang lebih mendalam.
 
5. Kemampuan dalam memperkirakan jarak
Selain mampu memperkirakan arah kita juga harus mampu memperkirakan jarak. Jarak yang harus ditempuh dalam sebuah perjalanan digunakan untuk menghitung waktu tempuh dan perbekalan yang harus dibawa. Jarak yang didapatkan bisa berupa jarak horisontal dan jarak diagonal. Masing masing jarak memiliki konsep dan perhitungan tersendiri. Dalam memperhitungkan jarak diagonal juga harus melibatkan elevasi ketinggian. Sedangkan ketinggian didapatkan dari kemampuan membaca garis kontur. Memperkirakan jarak dapat dilakukan di atas peta atau langsung di lapangan. Masing masing memiliki tata cara dan konsep yang berbeda.

6. Kemampuan dalam memperkirakan posisi
Pada dasarnya posisi merupakan hasil perhitungan dari jarak dan arah. Dari kemampuan memperkirakan jarak dan arah maka kita dapat memperkirakan posisi. Memperkirakan posisi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu memperkirakan posisi dimana kita berada dan memperkirakan posisi objek lain pada peta. Keduanya memiliki konsep dan tahapan yang berbeda. Memperkirakan posisi pada peta erat kaitanya dengan kemampuan membaca  koorinatpeta karena posisi dilambangkan dengan nilai koordinat. Untuk memperkirakan posisi di lapangan kita harus menguasai ilmu Resection dan Intersection.

Itulah 6 kemampuan teknis yang harus dimiliki dalam navigasi darat. Ketika ke-6 kemampuan teknis tersebut telah dimiliki maka Navigasi Darat akan bisa dikuasai sepenuhnya. Perpaduan dari ke-6 kemampuan teknis tersebut dapat menghasilkan solusi dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan navigasi darat.

Ditulis oleh : Andriyana L

Salam Lestari

Dasar Kehidupan : Agama, Negara dan Budaya

Dalam menjalani kehidupan setiap manusia harus memiliki dasar, acuan, refrensi atau patokan. Tanpa adanya dasar dasar tersebut maka manusia dapat dikatakan hidup tanpa arah dan tujuan. Dasar tersebut lah yang memberi arahan kepada manusia bagaimana cara mereka untuk hidup. Dalam hidup ini manusia dapat mengacu kepada banyak hal. Setiap manusia berhak memilih dasar dasarnya sendiri. Bahkan tidak mungkin manusia menjadi bingung karena dasar dasar yang mereka anut tidak selaras satu sama lain. 

Dasar pertama yang harus menjadi acuan setiap manusia untuk menjalani kehidupan adalah "Agama". Agama memberikan kaidah kaidah bagaimana kita harus hidup. Agama mengatur tentang banyak hal yang ada di dalam kehidupan mulai dari mendidik anak, menikah, kehamilan, kelahiran hingga seseorang beranjak dewasa. Tanpa adanya ajaran tersebut maka hidup manusia akan carut marut dan tidak teratur. Agama mengajarkan kita untuk berbuat kebaikan dan melarang kita berbuat keburukan. Ajaran agama tersebutlah yang membuat seseorang takut untuk melakukan perbuatan buruk seperti membunuh, mencuri, merampok, memperkosa dan lain sebagainya.

Dasar kedua yang harus kita jadikan acuan untuk menjalani kehidupan adalah "Negara". Hal ini tidak bisa dihindari karena kita hidup dalam sebuah negara yang memiliki tata cara tersendiri dalam penyelenggaraanya. Tata cara setiap warga negara untuk menjalankan kehidupan diatur sedemikian rupa dalam peraturan hukum yang dikeluarkan oleh negara. Barang siapa yang melanggar aturan aturan yang dibuat oleh negara maka akan mendapatkan hukuman. Aturan yang dibuat negara dapat berupa Undang undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Peraturan Daerah dan lain sebagainya. Sebagai warga negara yang baik kita harus harus taat pada peraturan negara.

Dasar ketiga yang harus kita jadikan acuan untuk menjalani kehidupan adalah "Budaya". Budaya mengatur kita dengan nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat. Meskipun budaya tidak bisa menghukum seseorang secara tegas seperti layaknya pemerintah tetapi budaya memiliki cara tersendiri untuk menghukum orang orang yang hidup tidak sesuai dengan budaya. Siapa saja yang hidup tidak sesuai dengan budaya yang ada di lingkunganya maka akan mendapatkan hukuman moral dari masyarakat. Kita dapat mengambil contoh seperti misalnya Budaya Jawa tentang penanggalan. Menurut budaya jawa tidak baik menyelenggarakan acara pernikahan pada bulan Suro. Barang siapa yang mengadakan acara pernikahan pada bulan suro secara tidak langsung akan menjadi perbincangan masyarakat. Pandangan buruk masyarakat terhadap orang tersebut akan menjadi hukuman moral karena tidak hidup sesuai dengan budaya yang diajarkan.

Agama, Negara dan Budaya tidak selalu selaras sehingga kita harus memiliki daftar prioritas untuk mendahulukan dasar hidup yang mana. Dasar yang harus kita jadikan prioritas pertama adalah Agama, kedua adalah Negara dan ketiga adalah Budaya. 

Budaya tidak sesuai dengan negara ?
Kita harus mendahulukan dasar negara daripada dasar budaya. Sebagai contoh, ada budaya yang  melarang seseorang untuk meniti pendidikan, memanfaatkan teknologi dan berhubungan dengan dunia luar. Budaya tersebut tidak sesuai dengan dasar negara yang menghendaki setiap warganya untuk meniti pendidikan setinggi mungkin agar menjadi manusia yang bermanfaat untuk bangsa dan negara. Negara juga berkehendak agar setiap warga negara dapat mengikuti kemajuan teknologi untuk mendukung penyelenggaraan negara yang lebih baik. Tentu budaya budaya yang tidak sesuai dengan dasar dasar negara harus kita benarkan terlebih dahulu. Utamakan negara daripada budaya.

Budaya tidak sesuai dengan Agama ?
Kita harus mendahulukan dasar Agama daripada dasar Budaya. Sebagai contoh, ada budaya yang mengajarkan tentang sesuatu yang sebenarnya dilarang dalam agama (Islam). Pelaku dari budaya tersebut tidak lain tidak bukan juga orang orang islam sendiri. Misalnya upacara adat tertentu yang menyajikan  tarian tradisional. Wanita yang tidak menutup aurat dan menari di depan para lelaki dengan moleknya  jelas dilarang dalam agama islam. Tidak perlu saya sebutkan dalil atau hadis yang menyatakan tentang hal itu karena pengetahuan tersebut sudah sangat mendasar bagi mereka yang beragama islam. Utamakan agama daripada budaya

Negara tidak sesuai dengan Agama ?
Indonesia adalah negara yang terdiri dari beberapa agama, tidak hanya islam. Aturan agama harus mampu merangkul seluruh agama yang ada di dalamnya. Akibatnya ada beberapa aturan agama yang tidak mendukung penerapan ajaran islam karena mencoba mengakomodir ajaran agama lain. Misalnya negara yang tidak benar benar melarang peredaran minuman keras. Hal itu dikarenakan ada ajaran agama lain yang memperbolehkan minum minuman keras. Meskipun minuman keras diperbolehkan oleh negara dengan persyaratan persyaratan tertentu tetap saja mengkonsumsi minuman keras tidak sesuai dengan ajaran agama islam. Utamakan agama daripada negara.

Tulisan ini dibuat sebagai bentuk keprihatinan terhadap dasar dasar kehidupan yang tidak mampu digunakan secara baik untuk menjadikan kehidupan yang lebih baik. Budaya yang jelas jelas tidak sesuai dengan agama masih dipertahankan, budaya yang jelas jelas tidak sesuai dengan negara masih dipertahankan, pelanggaran dasar agama dilakukan dengan menggunakan alasan dasar negara. Dari tulisan diatas sudah jelas dasar kehidupan mana yang harus kita prioritaskan terlebih dahulu.  Semoga kita masih diberi kemampuan untuk berfikir secara bijak tentang prioritas dasar yang kita gunakan dalam kehidupan.

Utamakan agama daripada negara, Utamakan negara daripada budaya - Catatan Pendaki Gunung

Salam Lestari.


Membaca, Mendengar, Menulis, Bicara

Membaca, Mendengar, Menulis dan Bicara adalah sesuatu yang sering kita lakukan sehari hari. Tidak jarang kegiatan sederhana tersebut menjadi sumber dari segala permasalahan dalam kehidupan kita. Masalah tersebut diakibatkan karena kegiatan tersebut (Membaca, Mendengar, Menulis dan Bicara) dilakukan dengan porsi yang tidak seimbang. Ada kalanya kita harus bicara dan ada kalanya kita harus diam. Ada kalanya kita harus membaca dan ada kalanya kita harus menulis. Jika semua dilakukan dengan porsi yang "Pas" maka kegiatan tersebut akan lebih bermakna.

Jika anda pernah membaca paper hasil penelitian maka akan anda jumpai bagian "daftar pustaka" pada halaman paling akhir. Daftar pusataka adalah refrensi yang digunakan penulis sebagai dasar untuk melakukan penelitian dan menyajikan tulisan. Jika seorang peneliti akan melakukan penelitian terkait sengketa batas negara maka dia wajib membaca dokumen tentang batas negara sehingga dia mendapatkan pedoman dalam membuat sebuah penelitian. Tanpa membaca dokumen tentang batas negara maka tulisan sang peniliti cenderung kurang valid dan konsepnya mudah dipatahkan.

Sama halnya dengan seorang musisi, setiap musisi yang pernah menciptakan lagu pasti pernah mendengar lagu sebelumnya. Mungkin sebelum menciptakan 1 lagu seorang musisi harus mendengarkan 100 lagu terlebih dahulu. Bahkan ada yang sudah mendengarkan 1000 lagu tapi tidak bisa menciptakan 1 pun lagu.  Dengan mendengarkan lagu karya orang lain maka seorang musisi mendapatkan banyak refrensi dan inspirasi dalam menciptakan sebuah lagu.

Dari pemaparan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sebelum menulis kita harus membaca dan sebelum berkata kita harus mendengar. Mereka yang menulis tanpa pernah membaca sebelumnya akan menghasilkan tulisan yang "ngawur". Mereka menulis berdasarkan apa yang mereka tahu dan bukan berdasarkan fakta yang sebenarnya. Sama halnya dengan mereka yang banyak bicara tapi belum pernah mendengarkan sebelumnya. Apa yang dibicarakanya menjadi tidak bermakna, tidak berbobot dan mudah dipatahkan. Menteri ekonomi akan bicara tentang perekonomian berdasarkan data statistik dan konsep konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Tentu berbeda jadinya jika seorang Pengacara yang tidak paham perekonomian bicara tentang ekonomi. Dari situ dapat kita simpulkan bahwa kita harus "paham" dulu baru menulis atau bicara. Bagaimana cara agar kita menjadi "paham", yaitu dengan membaca dan mendengar.

Begitu banyak orang yang tidak paham persoalan tapi ikut angkat bicara. Bukan malah meringankan persoalan tetapi akan menambah rumit persoalan. Semua orang tentu boleh bicara, asalkan apa yang dibicarakan bisa dipertanggungjawabkan kebenaranya. Bahkan bicara menjadi "wajib" jika yang  dibicarakanya adalah tentang kebenaran. Layaknya bayi yang lebih dulu bisa mendengar daripada bicara, mendengarlah terlebih dahulu baru angkat bicara !

Mereka yang banyak membaca sebelum menulis
Mereka yang banyak mendengar sebelum bicara
Tampak seperti gitar yang suaranya pelan tapi merdu


Mereka yang banyak menulis tanpa pernah membaca
Mereka yang banyak bicara tanpa pernah mendengar
Tampak seperti gitar yang suaranya keras tapi fals


Bicara adalah kegiatan yang sederhana tapi menjadi sulit ketika kita harus bicara dengan benar

Salam Lestari

Apa yang harus dipikirkan dalam hidup ini ?

Kita dilahirkan sebagai manusia yang mempunyai kemampuan untuk berfikir. Jika kita tidak berfikir maka tidak ubahnya kita dengan hewan yang tidak dikaruniai kecerdasan layaknya manusia. Dalam hidup ini memang kita dituntut untuk berfikir. Solusi dari setiap persoalan selalu dihasilkan dengan berfikir. Tanpa berfikir kita akan senantiasa buntu dalam menghadapi segala persoalan yang menghadang. Ketidakmampuan kita dalam menghadapi berbagai persoalan akan membuat hidup kita semakin porak poranda. Alih alih bisa membantu bangsa dan negara, membantu diri sendiri saja susah. 

Sebenarnya banyak hal yang harus dipikirkan dalam hidup ini. Tentu kita tidak mampu memikirkan banyak hal sekaligus. Setiap manusia mempunyai batasan batasan tentang apa yang harus mereka pikirkan dan apa yang tidak harus mereka pikirkan. Tidak mungkin seorang presiden memikirkan bagaimana pelaksanaan pekerjaan yang berada di tingkat kabupaten. Sama halnya dengan seorang ilmuwan dalam bidang fisika yang tidak mungkin ikut memikirkan urusan hukum, ekonomi atau bisnis. Sama juga seperti kita yang berstatus sebagai orang Indonesia, tidak mungkin ikut memikirkan bagaimana cara agar bangsa jepang bisa lebih maju. 

Selain itu kita juga harus mengerti bahwa memikirkan sesuatu itu ada urutanya. Layaknya anak kecil yang selalu berfikir tentang boneka dan mainan yang harus dibeli, pelajar yang masih harus berfikir tentang bagaimana cara mengerjakan PR atau mahasiswa yang masih harus berfikir bagaimana cara mengerjaan skripsi. Jika urutan tersebut dibalik niscaya kehidupan kita akan menjadi salah kaprah. Sebuah kesalahan jika kita sudah berfikir tentang skripsi pada waktu masih pelajar SMP atau memikirkan mainan pada waktu kita sudah menjadi mahasiswa.  

Berdasarkan pada banyaknya hal yang harus dipikirkan maka kita harus mengerti bahwa memikirkan sesuatu itu ada urutanya, dijelaskan sebagai berikut :

1. Memikirkan Diri Sendiri
Memikirkan diri sendiri adalah sebuah keharusan bagi setiap orang. Setiap orang harus berfikir bagaimana cara untuk bisa mencukupi kebutuhnya sendiri dari hasil keringat sendiri. Hidup kita tidak dihabiskan hanya untuk memikirkan diri kita sendiri. Jika seumur hidup kita masih memikirkan diri kita sendiri kapan kita akan memikirkan keluarga dan orang lain. Wajib hukumnya mampu memikirkan hidup kita sendiri, jangan sampai menjadi beban pikiran orang tua, sodara atau teman teman kita

Memikirkan diri sendiri sudah dimulai sejak kita kecil hingga dewasa. Mereka yang sudah memikirkan masa depanya tentu akan belajar dengan giat pada waktu sekolah, berusaha menjadi anak rajin dan pintar, berusaha untuk lulus tepat waktu. Dari sini timbul pertanyaan untuk para pelajar yang suka menghamburkan uang orang tuanya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat seperti rokok, minum atau narkoba. Juga untuk pelajar yang suka menghabiskan seluruh waktunya untuk kegiatan yang kurang bermanfaat seperti balapan liar, judi, mabuk atau sekedar nongkrong yang tidak jelas arah dan tujuanya.

2. Memikirkan Keluarga
Setelah kita mampu menghidupi diri kita sendiri maka pikirkan kehidupan keluarga kita. Apakah orang tua kita masih mampu mencari nafkah untuk diri mereka sendiri. Orang tua kita juga manusia biasa yang suatu saat menjadi "tidak mampu" karena tua. Ketika datang masa dimana orang tua kita tidak mampu lagi mengurusi hidupnya sendiri kita harus datang dengan gagah berani, membantu mereka layaknya anak yang berbakti. Disitulah masa dimana orang tua kita akan sangat bangga terhadap anak anaknya.

3. Memikirkan Pasangan Hidup
Setelah kita mampu menghidupi diri kita sendiri maka kita harus memikirkan dengan siapa kita harus menjalani kehidupan. Bagi mereka yang beragama islam, menikah adalah suatu ibadah. Kita hidup di bumi ini diciptakan secara berpasang pasangan. Menikah adalah sebuah kebutuhan bagi mereka yang "Normal"

Bukan hanya memikirkan dengan siapa kita akan menikah, kita juga harus berfikir bagaimana menafkahi istri kita kelak. Menafkahi istri adalah sebuah kewajiban yang tidak bisa dihindari. Sebagaimana kodrat seorang lelaki adalah untuk menjadi pemimpin keluarga, menjadi imam bagi anak dan istrinya. Menikah akan lebih mudah bagi mereka yang telah mapan, mampu menghidupi dirinya sendiri. Jika memikirkan diri sendiri saja tidak bisa bagaimana kita akan memikirkan istri kita ?, atau justru istri yang disuruh untuk memikirkan suaminya ?

4. Memikirkan Anak
Setelah mampu menghidupi istri dengan layak maka selanjutnya kita harus membesarkan anak hasil pernikahan kita. Membesarkan anak hingga lulus sarjana membutuhkan biaya yang luar biasa mahalnya. Tanpa pendidikan yang berkualitas masa depan anak anak kita juga akan dipertanyakan. Bagi keluarga yang kaya raya bisa menyekolahkan anak mereka di sekolah terbaik di negeri ini, dilanjutkan dengan universitas level nasional hingga internasional. 

Memikirkan anak bukan hanya tentang masalah biaya, tapi juga masalah tingkah laku. Seorang pemimpin keluarga harus menjadi pribadi yang baik karena akan menjadi panutan bagi anak dan istrinya. Bagaimana bisa kita menginginkan anak yang sholeh jika ayahnya saja tidak mengerti bagaimana yang dimaksud dengan sholeh ? Jika kita menginginkan anak yang tidak merokok, lantas mengapa kita masih merokok ?. 

5. Memikirkan Orang lain
Setelah keluarga kita berkecukupan sekarang saatnya memikirkan orang lain. Pikirkan saudara saudara kita yang kurang mampu. Beramal adalah salah satu perintah agama yang harus dilaksanakan. Mereka yang berkecukupan bisa banyak banyak beramal. Prinsipnya adalah semakin kaya kita maka semakin banyak pula amal yang bisa kita perbuat. Maka tidak heran para dermawan kaya bisa membangun masjid di sana sini, bisa mendirikan panti asuhan, bisa mendirikan sekolah dan lain sebagainya. Sedekah Jariah yang amalanya masih mengalir ketika mati, tentu menjadi impian semua orang.

6. Memikirkan Negara
Ketika hal lain sudah teratasi maka kita juga harus ikut memikirkan negara. Kita harus ingat di tanah mana kita dilahirkan, di tanah mana kita dibesarkan. Mudah bagi mereka yang keluarganya sudah tertata rapi untuk ikut memikirkan negara. Jika bukan kita yang memikirkan negara siapa lagi ?. Kita tidak bisa hanya berpangku tangan dan berharap pada Presiden, Menteri dan Anggota DPR. Bagaimanapun kita (Rakyat) adalah bagian dari sebuah negara. Lalu dimana peran rakyat untuk negaranya ?


Jika anda terus mengeluh tentang negara yang tidak mau membantu anda, memangnya apa yang sudah anda lakukan untuk negara ?

"Jangan tanyakan apa yang Negara dapat perbuat untuk Anda, tetapi tanyakanlah apa yang dapat Anda perbuat untuk Negara! - John F Kennedy


"Sungguh merugi mereka yang seluruh hidupnya digunakan memikirkan dirinya sendiri"

Salam Indonesia


"Navigasi Darat" Antara Praktek dan Teori

Navigasi darat adalah perpaduan antara praktek dan teori. Banyak orang yang tidak paham tentang teori mengatakan "Praktek Lebih Penting". Banyak juga orang yang mengatakan "Teori Lebih Penting". Sepertinya kedua kubu sama sama menghindar dari sesuatu yang tidak benar benar mereka pahami. Pada dasarnya ego mereka akan membuat mereka bertambah bodoh karena "Ketidakmauan untuk belajar adalah sebuah kebodohan yang fatal"

Pada dasarnya Teori dan Praktek harus dilakukan secara berimbang. Semua memiliki porsinya masing masing. Bagaimanapun "Teori" harus dilakukan terlebih dahulu sebelum praktek, hal itu akan membuat seseorang bisa menguasai sesuatu dengan lebih cepat. Misalnya saat kita belajar mengendarai mobil, tentu kita harus tahu terlebih dahulu mana gas, rem, kopling dan lain sebagainya baru mulai belajar mengendarai mobil. Kita harus memahami beberapa teori sederhana seperti "kopling harus diinjak ketika ganti gigi", "ketika berhenti di tanjakan gunakan rem tangan" dan lain sebagainya. Dari sini dapat kita ambil kesimpulan bahwa "Teori harus dipahami terlebih dahulu sebelum Praktek"

Lalu mana yang lebih penting ?
Teori atau Praktek ?

1. Praktek Tanpa Teori
Anda bisa membayangkan jika tersesat di tengah hutan dengan peralatan lengkap seperti Peta, Kompas, Protaktor dan lain sebagainya. Anda bahkan tidak tahu bagaimana cara membaca peta. Apalagi mencari posisi anda di peta, membedakan antara garis kontur dan garis sungai mungkin juga tidak bisa. Apalagi menemukan posisi gunung atau bukit di peta. Jangan jangan konsep “azimuth”  juga tidak tahu, apalagi cara memperolehnya, atau bahkan baru pertama kali memegang kompas. Lalu dimana posisi kita saat ini, akan bergerak ke koordinat berapa, ke arah azimuth mana ?

"Praktek tanpa teori itu seperti naik mobil tapi tidak tahu cara mengemudikanya, tinggal menunggu waktu untuk nabrak"

2. Teori Tanpa Praktek
Anda bisa membayangkan jika seluruh teori telah anda kuasai, mulai dari azimuth, back azimuth, membaca koordinat, membaca peta, menggunakan kompas dan lain sebagainya. Anda akan mengerti bahwa jarak 10 Km di atas peta terlihat begitu dekat, tapi jarak itu bisa saja membuat anda pingsan sebelum anda mencapai setengahnya. Apalagi menempuhnya tanpa jalur, berkelok kelok dan menanjak, melewati rimba dan jurang. Anda mungkin tahu apa itu azimuth dan bagaimana cara memperolehnya, tapi bergerak ke arah azimuth 60 derajat sepanjang 10 Km bisa bisa membuat anda terkapar di jalanan. Belum lagi jika kondisi alam membuat bacaan azimuth anda menjadi tidak teliti sehingga menyebabkan melenceng arah. Dampaknya anda akan semakin jauh dari target sasaran. 

"Teori tanpa praktek itu seperti mahir bermain “game PES” tapi tidak bisa main Bola"

Pada dasarnya keduanya PENTING, praktek dan teori mempunyai porsinya masing masing. Hanya orang mabuk yang bilang “Praktek lebih penting dari Teori” atau “Teori lebih penting dari Praktek”. Tidak perlu lagi kita menghindar dengan mengatakan “Praktek lebih penting dari Teori” atau “Teori lebih penting dari Praktek”. Mari kita sama sama belajar dan belajar sama sama 

Andriyana L

Indonesia, siapa yang masih peduli ?


Di tengah hiruk pikuk kendaraan yang berlalu lalang di jalanan ada banyak manusia yang mengaku warga indonesia. Terkadang sulit untuk kita percaya bahwa para pengamen bertato yang berkelana dari satu angkot ke angkot lain masih peduli untuk bangsa ini. "Peduli" adalah kata yang sangat mudah diucapkan tapi sangat sulit untuk dilakukan. Bahkan tidak sedikit orang yang tidak tahu bagaimana cara mereka mewujudkan kepedulian untuk bangsa ini. Apalagi perduli terhadap bangsa, sebagaian besar dari kita lebih peduli kepada isi perut masing masing. 

Sulit untuk kita percaya bahwa semua tukang ojek, tukang bajaj, sopir taxi dan sopir angkot masih peduli kepada bangsa ini, setidaknya mereka lebih peduli berapa orang yang mampu mereka antar setiap harinya. Bahkan beberapa dari mereka dengan sadarnya melanggar arus lalu lintas, membuat Indonesia semakin macet. Ketika seseorang ikut berpartisipasi dalam membuat kemacetan, masih layakkah disebut peduli ?

Sulit untuk kita percaya bahwa para pedagang yang berjualan di pinggir jalan masih peduli kepada bangsa ini, setidaknya mereka lebih peduli  berapa banyak barang yang mampu mereka jual setiap hari. Bahkan beberapa dari mereka berjualan di tempat yang tidak seharusnya, membuat bangsa ini semakin macet, macet dan macet. Apa jadinya jika kepentingan pribadi malah merugikan orang lain ?, masih layakkah disebut peduli ?

Sulit untuk kita percaya bahwa para artis masih peduli pada bangsa ini. Setidaknya mereka masih peduli pada rumah mewah dan mobil mewah untuk mereka dipamerkan. Dari mana mereka mendapatkanya ? dari film film yang meracuni moral anak bangsa ini. Siapa juga yang peduli pada indonesia, lebih baik jalan jalan keluar negeri dengan uang sekian miliar, tampak lebih "wah", lebih "glamour" dan lebih membanggakan. masih layakkah disebut peduli ?

Sebenarnya siapa yang masih peduli pada bangsa ini ?

Anggota DPR yang selalu mengedepankan kepentingan partai ?
PNS yang menjadi pelaku pemborosan uang rakyat ?
Mahasiswa yang ketika lulus memilih bekerja di perusahaan asing ?
Artis yang selalu tampil glamour di televisi ? 
Para petani, nelayan dan buruh ?
Atau siapa ?

"Peduli" memang mudah diucapkan, tapi sulit diwujudkan. Peduli tak sebatas semboyan palsu yang selalu kita teriak teriakkan, tapi "nol" aksi untuk negeri. Jangan jangan memang tidak ada lagi yang peduli, semua hanya peduli pada isi perut masing masing. Pernahkah kita menghitung berapa jam waktu yang telah kita korbankan untuk peduli bangsa ini ?

Saya memimpikan bahwa semua rakyat Indonesia benar benar peduli pada bangsanya. Karena pada dasarnya setiap orang dengan latar belakang yang berbeda memiliki cara masing masing untuk mewujudkan kepdulian terhadap bangsa. Kepedulian dapat diwujudkan dari hal hal kecil yang sering kita tidak pedulikan. Kepedulian dapat kita mulai dengan membuang sampah pada tempatnya, tidak menyebabkan kemacetan, tidak menonton film yang tidak bermanfaat (agar ratingnya turun dan gulung tikar), tergabung dalam komunitas sosial, komunitas budaya, komunitas seni dan lain sebagainya. 

Para penulis membuktikan kepedulianya untuk bangsa lewat tulisanya, lewat ajakan ajakan konstruktif, lewat kritikan kritikan tajam. Para pendaki gunung mewujudkan kepedulianya untuk bangsa dengan gerakan bersih bersih kota atau kegiatan sosial lainya. Para mahasiswa mewujudkan kepedulianya dengan berprestasi di tingkat nasional atau internasional. Para atlet membuktikan kepedulianya dengan mendali, dan lain sebagainya 

Banyak jalan untuk membuktikan pedulian kita, atau pada dasarnya kita memang tak pernah mencari, atau bahkan tidak peduli ? 

"Peduli Indonesia"

Kefamenanu, NTT


"Batas Vegetasi" Wilayah Rawan Pendaki Tersesat

Sehubungan dengan banyaknya pendaki yang meninggal di gunung saya ingin memaparkan sebuah ide yang mungkin bermanfaat bagi para pendaki. Kawasan batas vegetasi merupakan salah satu tempat yang paling berbahaya di gunung. Beberapa kawasan batas vegetasi yang berbahaya diantaranya adalah gunung semeru, terkenal dengan blank 75. Meskipun begitu sebenarnya batas vegetasi gunung slamet juga cukup berbahaya. Kali ini saya akan berbagai mengenai teknis agar selamat dari tersesat di kawasan batas vegetasi "GUNUNG SLAMET", 

Kapan ?

Biasanya pendaki tersesat di kawasan batas vegetasi bukan pada waktu perjalanan naik, tapi waktu perjalanan turun 

Mengapa ?

1. Ketika hari beranjak siang Turun Kabut di Kawasan batas vegetasi Gn. Slamet, biasanya jam 9 pagi ke atas, oleh karena itu mendakilah sepagi mungkin. Tebalnya kabut akan membuat jarak pandang menjadi terbatas sehingga membuat pendaki rawan tersesat ketika perjalanan turun

2. Batas vegetasi adalah perbatasan antara kawasan hutan dengan kawasan puncak (Pasir, kerikil bebatuan). Jalur yang digunakan untuk masuk kembali ke kawasan hutan ketika perjalanan turun sulit ditemukan ketika kabut sehingga banyak pendaki yang akhirnya masuk hutan tidak tepat pada jalurnya, jika diteruskan maka berpotensi masuk jurang atau tersesat di hutan yang sangat lebat. (Mirip kronologi pendaki yang masuk Blank 75 Gn. Semeru)

3. Meskipun tidak ada kabut, menemukan pintu masuk ke kawasan hutan merupakan hal yang cukup sulit jika kita kurang teliti. Hal tersebut disebabkan karena jalur pendakian di kawasan tersebut bukanlah satu lajur, bahkan beberapa lajur, bahkan pendaki bisa memilih jalurnya sendiri asalkan mengarah ke puncak. Akibatnya di kawasan tersebut terdapat banyak jalur yang jika kita tidak teliti maka akan membuat kita tersesat ketika perjalanan turun 

Solusi ?

1. Anda bisa meningglkan ponco, bendera atau kain yang berwarna mencolok (Kuning atau orange) di kawasan batas vegetasi, letakkan di pohon, di tempat yang kira kira terlihat dari atas. Carilah tanda itu saat anda turun dari puncak, jika tidak ada kabut tanda tersebut kemungkinan besar terlihat. Anda tinggal ikuti tanda tersebut. Jika anda mendaki dari jalur bambangan, pos 6 akan terlihat dari puncak jika cuaca cerah, bidik arahnya dan ikuti sudutnya ketika perjalanan turun.

2. Anda bisa menggunakan tissue. Gunakan batu untuk menindih tissue dan tinggalkan dengan interval tertentu sepanjang jalur yang telah anda lewati. Ketika perjalanan turun ikuti tanda tersebut sambil bawa kembali turun tissunya. Tidak perlu repot repot membawa batu dari bawah karena di kawasan tersebut banyak terdapat batu dengan ukuran beragam. Cara ini lebih efektif ketika kabut
Terlanjur tersesat ?

Jika anda terlanjur sampai di batas vegetasi dan tidak menemukan jalur pendakian untuk masuk ke kawasan hutan, berarti anda tersesat.

1. Jangan masuk ke hutan tanpa melewati jalur pendakian. Di dalamnya banyak jurang yang siap menanti kedatangan anda, didalam hutan juga banyak duri duri tajam yang bisa membuat lecet sekujur tubuh. 

2. Jika anda bergerak melipir ke kiri atau ke kanan, kemungkinan besar anda akan menemukan lembah untuk di seberangi. Jika lembahnya dangkal maka mudah untuk diseberangi, jika lembahnya dalam sebaiknya jangan diseberangi. 

3. Solusi terbaik adalah mendakilah kembali ke arah puncak sambil rutin melihat ke arah bawah. Cari jalur yang digunakan untuk masuk ke kawasan hutan sambil terus mendaki ke puncak. Jika tidak kunjung ketemu mendakilah terus hingga puncak. Dari puncak anda bisa mengulangi lagi perjalanan turun dengan menggunakan jalur yang benar. Mungkin butuh lebih banyak tenaga, tapi cara ini yang paling aman. 

Kondisi jalur pendakian gunung slamet Jalur bambangan, Dukuhliwung, Guci dan yang lain cenderung identik. Kondisi ini juga bisa terjadi di gunung lain dengan tipe yang sama seperti gunung Semeru dan blank 75-nya

Jangan tersesat ya !


Keterangan Gambar :
Garis Kuning : Jalur pendakian (Bambangan Gn. Slamet)
Titik Kuning : Pintu masuk/keluar kawasan hutan
Titik Biru : Lembah/Jurang
Titik A, B, C, D : lokasi potensi tersesat

Salam Lestari

Metode Pencarian Korban Tanah Longsor

Bencana longsor di Banjarnegara menginspirasi saya untuk menulis tulisan ini. Meskipun saya tidak langsung turun ke lokasi bencana setidaknya saya sudah membantu dengan cara yang lain. Bencana tanah longsor di Bajarnegara menumbuhkan kembali kepedulian terhadap sesama. Menurut laporan tim Komunitas Pendaki Gunung Regional Semarang yang berangkat ke lokasi bersama dengan Komunitas Pendaki Gunung Regional Pati, ternyata sumbangan berupa logistik sudah sangat banyak. Hal itu menandakan bahwa solidaritas orang Indonesia pada umumnya masih bisa dibilang baik.

Para relawan datang dari berbagai daerah, menyumbangkan tenaga untuk menemukan korban yang belum ditemukan. Mereka menggali dan mencari korban yang masih terkubur di dalam tanah sisa longsoran. Dari sinilah saya mencoba menuliskan sebuah metode yang entah sudah dilakukan atau belum pada kenyataanya. Jika kita mencoba menggali secara membabi buta mungkin akan terlalu banyak tenaga yang dihabiskan. Padahal tenaga yang disumbangkan oleh relawan juga ada batasnya. 

Metode lain sepertinya sudah dilakukan oleh para relawan, termasuk dengan menggunakan air untuk melunakkan tanah. Bahkan mereka bekerja sama dengan dinas Pekerjaan Umum untuk membuat saluran air sehinga bisa mengurangi ketebalan tanah. Alat berat juga sudah dikerahkan untuk membantu proses evakuasi korban tanah longsor. 

Dari sini saya mencoba menganalisis jika suatu saat nanti terjadi bencana tanah longsor yang sangat besar di sebuah desa terpencil, kemudian alat alat berat tidak dapat menjangkau tempat tersebut. Sedangkan para korban harus segera diselematkan. Maka kita tidak mungkin menggali seluruh tanah yang ada disana. Perlu ada sebuah analisis bagian tanah mana yang harusnya digali dan bagian tanah mana yang tidak perlu digali.

Kita sebut saja "Metode Mapping Analisis"

Kita bisa menggunakan Ilmu mapping untuk mengatasi masalah ini, kita akan menggunakan bantuan citra satelit untuk melakukan proses evakuasi. Tahapanya dijelaskan sebagai berikut :

1. Dapatkan infromasi tentang jam bencana tanah longsor ini terjadi. Jika terjadinya pada waktu malam hari maka metode ini akan sangat membantu. Jika terjadi bencana pada waktu malam hari kemungkinan besar semua penduduk sedang berada di dalam rumah sehingga akan lebih mudah diprediksi

2. Melakukan survey cepat dengan datang ke lokasi bencana dengan membawa GPS. Ambil koordinat titik titik tertentu sebagai bahan analisis, misalnya titik bagian pinggir pinggir lokasi dan titik tengah lokasi jika memungkinkan.

3. Kemudian kita input koordinat yang telah diambil dan kita lakukan analisis dengan menggunakan citra satelit. Perhatikan gambar berikut !


Titik bulat berwarna kuning adalah koordinat yang kita dapatkan di lapangan, hanya berfungsi untuk mencari tahu lokasi bencana di citra satelit. Kemudian mulai dilakukan analisis singkat persebaran korban. Kita tidak akan mencari korban di titik A dan titik B karena lokasi tersebut adalah tanah kosong. Kita akan mencari korban di sekitar titik D, titik C dan titik E karena lokasi tersebut adalah perumahan padat yang memungkinkan terdapat banyak orang disana. Dengan pergerakan longsoran tanah yang sangat cepat kemungkinan besar korban tidak bergerak dari rumah terlalu jauh.

4. Kita lacak koordinat titik lokasi yang akan kita gali menggunakan software, kemudian kita input ke dalam GPS. Tidak lupa kita cetak citra satelit tersebut untuk mempermudah pencarian. Selanjutnya adalah melakukan pencarian menggunakan GPS dan peta Citra tersebut. Dengan ketelitian GPS navigasi yang mencapai 5-10 meter saya rasa sudah cukup untuk digunakan dalam situasi mendesak seperti ini.

Asalkan ada sebuah laptop dengan sambungan internet yang bagus. Analisis ini bisa diselesaikan tidak lebih dari 1 jam, sudah termasuk input data GPS, menentukan lokasi pencarian hingga input data koordinat pada GPS. Kita bisa memanfaatkan Citra satelit yang disediakan di secara gratis di Internet. Dengan cara seperti ini kita bisa mencari korban dengan lebih efisien. Jika pada lokasi yang kita perkirakan korban tidak ditemukan baru dilakukan pencarian di lokasi yang lain.

Pengembangan :
Bisa juga kita lakukan metode pelacakan "per rumah". Kita cari satu persatu Koordinat rumahnya kemudian kita gali lokasi perkiraan tersebut. Hal ini dilakukan jika bencana terjadi di pemukiman jarang penduduk yang mungkin jarak antar satu rumah dengan rumah lain berjauhan

Catatan : Metode ini hanya berlaku jika lokasi tersebut tertimbun oleh tanah yang longsor dari tempat lain, seperti bukit, gunung dan tebing di sekitarnya dan tidak berlaku jika lokasi tersebut menjadi objek longsoran sehingga lokasi tersebut hanyut dan berpindah menuju tempat lain

Mari kita sama sama berdoa untuk korban bencana tanah longsor di Banjarnegara, semoga amal ibadahnya diterima oleh tuhan YME dan seluruh keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dalam menjalani kehidupan. Amien  

Sekian dan Terimakasih, semoga bermanfaat

Mapping For SAR 

Ditulis oleh : Andriyana L - Bakosurtanal, Komunitas Pendaki Gunung, Sherpa Geodesi Undip

Salam Lestari, 

Pemimpin : Teknik Mengambil Keputusan

Gn. Bawakaraeng, Sulawesi Selatan, 2011
Tidak setiap orang berani mengambil keputusan. Tidak setiap orang mampu mengambil keputusan. Tapi seorang pemimpin harus mampu mengambil keputusan, seorang pemimpin harus berani mengambil keputusan. Hal itulah yang membuatnya berbeda dengan kebanyakan, sehingga layak untuk disebut pemimpin.

Mengambil keputusan tidak boleh sembarangan. Kita harus tahu dulu batasan batasan permasalahan yang menjadi wewenang kita. Jangan sampai kita memutuskan sesuatu yang tidak menjadi wewenang kita. Hal itu bisa merusak struktur kepengurusan sebuah organisasi, komunitas atau instansi. 

Sebelum memutuskan sesuatu kita harus melakukan identifikasi permasalahan. Jangan sampai memutuskan sesuatu yang kita tidak tahu akar persoalnya. Untuk permasalahan yang harus diputuskan saat itu juga kita bisa menggunakan pertimbangan logika. Pertimbangkan segala resiko atas segala keputusan yang akan diambil.

Teknik pengambilan keputusan terbagi menjadi 4 ;

1. Absolut
Yaitu keputusan yang diambil secara sepihak. Biasanya keputusan ini diambil ketika situasi sudah sangat genting dan harus diputuskan saat itu juga. Pengambilan keputusan secara absolut membutuhkan keberanian yang tinggi. Karena jika keputusan itu salah maka kita adalah satu satunya orang yang harus bertanggung jawab.

Keberanian untuk mengambil keputusan secara absolut harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin pasti akan menemukan sebuah permasalahan yang membuatnya mengambil keputusan secara absolut. Permasalahan tersebut akan semakin membesar jika tidak diputuskan saat itu juga. Permasalahan tersebut akan menimbulkan permasalahan yang lain sehingga tampak seperti virus yang menular dengan cepat.

Status pelaksanaan : Sangat mendesak
Resiko : Bertanggung jawab seorang diri
Hambatan : Tidak berani, ragu, pesimis
Dibutuhkan : Ketenangan, kematangan, optimis
Kerugian : Keputusan yang diambil biasanya kurang matang
Keuntungan : Permasalahan selesai dengan cepat

2. Konsultasi
Yaitu keputusan yang diambil setelah melakukan konsultasi kepada beberapa orang yang dipercaya. Seorang pemimpin tetap butuh masukan dari orang orang terdekatnya sebagai pertimbangan untuk memutuskan sesuatu. Masukan tersebut akan membuat pemimpin merasa yakin untuk mengambil sebuah keputusan.

Status pelaksanaan : Semi mendesak
Resiko : Pihak yang idenya tidak dipakai/pihak yang tidak diajak konsultasi merasa kecewa
Hambatan : Koordinasi, perbedaan pendapat, butuh waktu
Dibutuhkan : Ketenangan, kematangan, koordinasi, kepercayaan
Kerugian : Butuh waktu agak lama untuk memutuskan sesuatu
Keuntungan : Keputusan yang dihasilkan lebih matang

3. Forum
Yaitu keputusan yang dihasilkan dari sebuah forum. Perbedaanya dengan Teknik konsultasi adalah pada jumlah orang yang hadir. Jika pada teknik konsultasi hanya melibatkan beberapa orang yang dipercaya, maka pada teknik pengambilan keputusan berdasarkan forum melibatkan seluruh orang yang ada dalam lingkungan kita. Jika menggunakan teknik ini maka seorang pemimpin haus siap untuk tidak diterima pemikiranya. Karena pada forum seperti ini suara kebanyakan lebih berharga dari suara seorang pemimpin sekalipun.

Status pelaksanaan : Tidak mendesak
Resiko : Terjadi perbedaan pendapat, sulit menemukan kesepakatan
Hambatan : Sulit menghadirkan banyak orang dengan cepat
Dibutuhkan : Ketenangan, kematangan, koordinasi, kesabaran,
Kerugian : Butuh waktu lama untuk memutuskan sesuatu
Keuntungan : Keputusan yang dihasilkan mendapat dukungan banyak pihak

4. Delegasi 
Yaitu pengambilan keputusan yang diwakilkan. Hal ini kadang dilakukan seorang pemimpin ketika sesuatu yang diputuskan tidak begitu penting. Pemimpin memang harus menyimpan tenaganya untuk menghadapi permasalahan lain sehingga permasalahan yang tidak begitu penting tidak harus dia pikirkan. Hal ini berkaitan dengan efektifitas kepemimpinan. Jangan sampai seorang pemimpin tumbang karena terlalu banyak memikirkan persoalan yang harusnya tidak dia pikirkan. Pemimpin bisa mendelegasikan kepada orang orang yang dipercaya untuk mengambil sebuah keputusan atau membentuk sebuah forum untuk mengambil keputusan tanpa kehadirnya.

Status pelaksanaan : Sangat tidak mendesak
Resiko : Keputusan tidak sesuai dengan harapan pemimpin
Hambatan : Sulit percaya kepada orang lain
Dibutuhkan : Ketenangan, kematangan, koordinasi, kepercayaan
Kerugian : Pemimpin tidak mempunyai ruang untuk menyampaikan pemikiranya
Keuntungan : Pemimpin tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk berfikir

Yang menjadi permasalahan berikutnya adalah bagaimana kita membaca keadaan, kemudian memutuskan untuk menggunakan teknik yang mana ?

Hal itu membutuhkan identifikasi yang tepat dari seorang pemimpin

Pemimpin harus berani memutuskan sesuatu, membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab atas segala keputusan. Untuk itulah pemimpin diciptakan.
Jatuh masih lebih baik daripada diam ditempat, setidaknya kita tahu apa yang membuat kita terjatuh, sehingga membuat kita sulit untuk terjatuh lagi - Catatan Pendaki Gunung
Ditulis oleh : Andriyana L
Salam Lestari