"Karena yang terpenting bukan apa yang kita dapat dari dunia, tapi apa yang bisa kita beri pada dunia"

Bromo kala senja


Sekitar jam 2 siang kami sampai di basecamp semeru setelah sebelumnya menggapai atap tertinggi jawa tersebut. Kami beristirahat sejenak, makan, ngopi, mandi lalu packing. Setelah itu Saya, Ilyas, Azka, Helmi, Itok dan Yoi beranjak meninggalkan ranupane menggunakan motor

Di tengah jalan kami berhenti sejenak untuk mengambil beberapa foto sabana rumput bromo. Tapi ternyata keindahan ini menaklukkan kami dan akhirnya mulai terbesit niat untuk menikmati senja di sabana bromo


Ketika kami sampai di pertigaan antara tumpang, ranupane dan bromo kami pun membelokkan motor ke arah bromo. Beberapa meter dari pertigaan aku dan ilyas jatuh dari motor. Jalan yang kami lalui berupa jalan aspal yang telah rusak. Selain itu banyak pasir pasir yang membuat jalan semakin licin. Ketika sampai di turunan, ban depan motor jupiter-Z ku yang berukuran 225 ceper menginjak sebuah batu kecil dan akhirnya kepleset. Motor tak terlalu rusak hanya saja bensinya tumpah ketika terguling. Meski kaki agak sedikit sakit kami tetap berangkat


Tapi tunggu dulu, ku buka tangki motorku dan ku perkirakan bensin yang tersisa. Ternyata bensin tak terlalu banyak tersisa. Tapi apadaya keindahan bromo benar benar menguatkan niat. Entah apa yang akan terjadi nanti , yang penting senja di bromo. Kami terus melaju ke bromo, melewati jalanan pasir yang licin. Tak terasa kami telah melewati batas kabupaten malang dan probolinggo. Sekitar 15 menit berselang akhirnya kami sampai di gunung bromo


Pemandanganya benar benar luar biasa,memanjakan setiap mata yang terbuka. Hamparan sabana rumput yang sangat luas, sangat hijau dan sangat indah menjadi sajian pembuka sambil menunggu makanan utama, yaitu senja



Di tengah tengah sabana membentang jalanan pasir yang sangat licin. Jalan tersebut mengarah ke arah probolinggo. Sepertinya jalanan tersebut biasa di lewati mobil jeep


Kami mengambill beberapa foto untuk mengabadikan momen ini. Menangkap setiap gambar yang terlihat indah. Bukit bukit hijau menjulang tinggi, tertutup kabut tipis yang menggoda. Semilir angin angin menerjang ragaku memberi kenikmatan teramat yang tak mampu lagi ku gambarkan dengan ucapan




Tak lupa ku ambil foto motor jupiter-Z ku yang tampak berdiri gagah di tengah sabana. Dari semarang ku tempuh banyak kota hingga sampai kesini, menggunakan motor jupiter-Z hitam dop



Dan akhirnya senja pun tiba, cahaya matahari jingga berpadu dengan hamparan sabana yang hijau, menaklukan setiap mata yang terbuka. Pemandangan ini menjadikan obat bius akan kaki kaki yang lelah sehabis menapaki puncak semeru sampai kaki kaki yang terluka karena jatuh dari motor,,,

Beautiful


Hari pun benar benar menjadi gelap dan akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke tumpang. Namun tiba tiba musibah kembali menghampiriku. Ketika tumpang masih sekitar 10-15 KM lagi bensinku habis.

Jalan yang kami lewati adalah jalanan aspal dan beton yang rusak. Naik turun di ujung bukit dan berkelok kelok seperti ular. Tak mungkin ada pom bensin karena jalan ini terletak di tengah taman nasional gunung bromo tengger semeru (TNGBTS)

Melewati turunan tajam dengan mesin mati sangat berbahaya karena tidak ada gear yang menghambat agar motor tak turun terlalu cepat. Tapi untungnya motor ku memakai cakram besar depan belakang jadi tak terlalu berbahaya. Ilyas mengambil senter untuk menerangi jalan, karena mesin mati lampu pun juga mati. Tapi cahaya senter tak terlalu terang dan akhirnya kami mengatur strategi

Helmi dan itok berada di paling depan untuk mencarikan jalan. Motorku masih menggelinding mengikuti lampu belakang motor Helmi yang tampak kecil dan redup. Azka dan yoi berada tepat di belakangku untuk menerangi motorku yang berada di depanya. Ketika jalan agak menanjak Azka mendorong motorku agar kami bisa terus melaju dan ketika jalan sangat menanjak kami terpaksa turun dan mendorongnya. 
 
Di tengah jalan situasi semakin extreme, kabut tipis datang menyamarkan pandangan ku yang telah redup. Tak jarang motor ini menghantam lubang lubang jalan yang dalam, mungkin Velg nya sudah tidak berbentuk lingkaran lagi. Begitulah seterusnya hingga kami sampai di tumpang. Setelah sampai di tumpang kami akhirnya mendapatkan bensin eceran dan akhirnya motor ini bisa kembali melaju.

Kami mampir dulu ke bengkel untuk memperbaiki motor yang rusak, setelah itu kami sempat berwisata kuliner malam di kota batu serta membeli oleh oleh untuk orang rumah. Akhirnya motor kami melaju dengan kencang melewati jalanan Batu-Kertosono yang sempit, naik turun dan berkelok kelok. Jalan yang dilewati sangat cocok untuk berpacu, sepert layaknya lintasan motor GP

Salam Petualang