"Karena yang terpenting bukan apa yang kita dapat dari dunia, tapi apa yang bisa kita beri pada dunia"

Merekam Jejak GPS

Pada pembuatan peta biasanya objek garis (Jalan, Sungai dll) di dapat dari proses digitasi menggunakan citra (Foto permukaan bumi yang di ambil dari satelit). Dari rekaman foto tersebut akan tampak jalan dan sungai sehingga tinggal dilakukan proses digitasi dengan menggunakan aplikasi tertentu.
Proses Digitasi menggunakan Citra Satelit
 Peta jalan hasil digitasi
Tapi bagaimana jika yang dipetakan adalah jalur pendakian gunung yang biasanya berada di tengah tengah hutan lebat. Jalur pendakian gunung akan sangat sulit dilihat dari satelit sehingga sangat sulit dilakukan proses digitasi. Jalan satu satunya untuk mendapatkan peta jalur pendakian gunung yang teliti adalah dengan survey langsung di lapangan.
 
Merekam jejak GPS adalah salah satu cara untuk membuat peta jalur pendakian gunung. Kita tinggal mendaki gunung dengan membawa GPS maka secara otomatis GPS akan merekam semua pergerakan kita. Rekaman tersebut dapat dimanfaatkan untuk membuat jalur pendakian gunung yang akurat.

Digitasi jalur pendakian menggunakan rekaman jejak GPS
Saat digunakan untuk merekam jejak pada dasarnya GPS akan merekam kordinat dan ketinggian setiap titik yang telah kita lewati. Dari titik titik tersebut GPS akan menghubungkanya dengan sebuah garis. Interval perekaman titik tersebut berbeda beda, tergantung pengaturan yang digunakan. Ada beberapa pilihan pengaturan saat GPS digunakan untuk merekam jejak, yaitu :

1) Perekaman titik berdasarkan jarak

GPS akan merekam titik yang kita lewati sepanjang perjalanan dengan interval jarak tertentu. Interval paling teliti yang mampu disajikan GPS ini adalah sekitar 10 Meter. GPS tidak akan merekam titik saat kita bergerak kurang dari 10 Meter

2) Perekaman titik berdasarkan waktu

GPS akan merekam titik yang kita lewati sepanjang perjalanan dengan interval waktu tertentu. Walaupun kita tidak bergerak maka GPS akan terus merekam data dengan interval waktu tertentu. Mode ini tidak digunakan karena kita akan sering berhenti untuk beristirahat ketika melakukan pendakian gunung merbabu. Saat kita berhenti untuk beristirahat maka data akan terus direkam. Data yang direkam akan memiliki koordinat dan ketinggian yang sama selama kita tidak bergerak dari tempat tersebut. Hal tersebut kurang efektif karena akan menghabiskan kapasitas penyimpanan data pada GPS

3) Otomatis

GPS akan merekam titik secara otomatis saat kita bergerak. Interval titik perekaman juga lebih dinamis dan lebih teliti. GPS akan merekam setiap belokan yang kita lewati sehingga terkadang interval antar titiknya hanya sekitar 1 meter. Saat melewati jalan panjang yang lurus GPS juga akan merekam titik seperlunya saja sehingga terkadang interval perekamanya bisa sampai 50 Meter. Pada metode ini bisa saja interval perekaman antar titimnya 0 meter. Hal ini disebabkan karena ada perbedaan ketinggian GPS walaupun kita tidak bergerak dari suatu titik. Saat kita duduk kemudian berdiri maka akan terjadi perubahan ketinggian walaupun kita tidak beranjak dari titik tersebut. Menurut saya mode otomatis adalah pilihan yang tepat untuk melakukan pembuatan peta pendakian gunung. 

Menggunakan mode otomatis akan menghasilkan data yang lebih teliti dibandingkan 2 mode lainya.

- Untuk pengolahan datanya akan di bahas di postingan selanjutnya
        
Semoga Bermanfaat
Salam Lestari

Di tulis oleh : Adriyano Louizzao