Cemara kandang - Puncak lawu
Ku coba lagi gambarkan sebuah kisah
tentang aku dan alam. Meski tak terlalu ingat sepenuhnya tapi ku kan selalu
ingat saat saat penting yang terlewati di ketinggian. Kala itu aku,Ilyas dan
Yudi berencana menggapai puncak lawu lewat jalur cemara kandang. Dan expedisi
pun dimulai.
Sekitar bulan januari tahun 2010
atau tepatnya beberapa hari setelah tahun baru aku,ilyas dan yudi berangkat
menuju ke cemara kandang. Dari rumahku yang berada di Kota Demak kami
menggunakan motor melalui rute Demak-Purwodadi-Solo-Cemara kandang. Sekitar jam
12 siang kami telah sampai di cemara kandang. Sesampainya di cemara kandang
kami melakukan registrasi di pos pendakian dan menitipkan motor kami.
Awalnya kami sempat ragu karena
sehari sebelum kedatangan kami ada orang yang meninggal di jalur cemara
kandang. Kebetulan orang yang meninggal adalah orang Demak. Tapi ternyata
pendakian boleh dilakukan meskipun waktu itu sering turun hujan
Seperti biasa keadaan di sini sangat
sejuk. Kabut tipis menutupi lembah lembah yang indah dan kebun kebun sayur yang
hijau. Sebelum melakukan pendakian kami terlebihdahulu mengisi perut di warung
seberang jalan. Di sini banyak warung yang buka pada hari libur. Kawasan ini
sering di kunjungi para remaja yang sengaja jalan jalan untuk mencari udara
segar.
Setelah mempersiapkan segalanya
kamipun berangkat. Pos 1 dapat di tempuh sekitar 1 jam perjalanan. Jalan yang
di lewati akan membentang di tengah hutan yang cukup lebat. Di hutan ini banyak
monyet monyet hitam yang kadang kala menyapa para pendaki. Jalan yang di lalui
juga tidak terlalu terjal.
Pos 1 berada di kiri jalan. Pada
saat tertentu biasanya ada yang berjualan makanan di pos 1. Waktu itu hujan
turun lumayan deras sehingga kami harus berteduh sejenak di pos 1. Beberapa
menit berselang kami melanjutkan perjalanan ke pos 2. Jalan yang di lewati
lebih menanjak dari sebelumnya. Jalan yang dilewati pun lumayan licin setelah
terguyur hujan.
Setelah 1 jam berselang kami sampai
di pos 2. Pos 2 juga terletak di kiri jalan. Keadaan pos 2 waktu itu lumayan
rusak. Karena hari semakin sore kami langsung melanjutkan perjalanan menuju pos
3. Perjalanan dari pos 2 ke pos 3 lumayan jauh sehingga cukup menyita waktu
Sekitar jam 5 lebih 45 sore gerimis
menyambut kedatangan kami di pos 3. Tubuh menggigil karena basah terkena hujan.
Kami langsung mendirikan tenda di depan pos sebelum hujan bertambah deras.
Sebelum tenda berdiri hujan lebat pun tiba hingga akhirnya kami mendirikan
tenda di dalam pos 3
Gunung lawu adalah gunung yang
mungkin paling dingin sejawa. Suhu di puncaknya bisa sampai -8 derajat Celcius.
Malam itu keadaan tak menentu kadang hujan dan kadang terang. Kami menghabiskan
waktu di dalam pos sambil menikmati secangkir teh sambil bercerita apa yang
perlu di ceritakan. Setelah hari cukup malam akhirnya kamipun tidur.
Di dekat pos 3 ada mata air yang
bernama sendang penganten. Pendaki yang bermalam di pos 3 biasanya mengambil
air di situ. Jarak mata air dari pos 3 sekitar 50 meter
Sekitar jam 4.30 pagi kami
melanjutkan perjalanan ke puncak. Beberapa menit berselang kami melewati
sendang penganten yang berada di kanan jalan. Perjalanan ke pos 4 akan melalui
jalur yang sangat panjang. Jalur yang di lalui tidak terlalu terjal sehingga
cukup menyita banyak waktu.
Beberapa menit sebelum sampai di pos
4 matahari mulai terbit. Sejenak kami nikmati indahnya mentari pagi sebelum
melanjutkan perjalanan. Sekitar jam 6 pagi kami sampai di pos 4. Pos 4 terbuat
dari batu bata dan terletak di kiri jalan. Di depan pos 4 ada tanah lapang yang
cukup luas yang biasanya di gunakan untuk mendirikan tenda. Pagi itu rumput
rumput tampak basah karena hujan semalam. Pagi ini pun tak secerah biasanya
Kami segera melanjutkan perjalanan
menuju puncak. Jalan yang dilewati masih datar seperti sebelumnya. Bunga
edelweis mulai tampak di kanan dan kiri jalan. Jalur yang di lewati naik turun
bukit hingga akhirnya kami sampai pada sebuah pertigaan. Jika pendaki mengambil
jalan lurus maka akan sampai di Rumah botol lalu Sendang Derajat (Pos 5 jalur
Cemara Sewu) jika berbelok ke kanan maka akan sampai di puncak lawu. Sekitar 30
menit dari pertigaan akhirnya kami sampai di puncak lawu
Puncak lawu tampak ramai seperti
biasanya. Banyak pendaki berdatangan dari seluruh penjuru Indonesia. Kabut
tebal masih setia mengiringi kami sehingga kawah lawu yang indah pun tak
terlihat oleh mata. Pagi ini tak secerah biasanya, meski kami lebih semangat
dari biasanya
Setelah sejenak beristirahat dan
mengambil foto kami mulai turun gunung. Saat perjalanan turun tak ada masalah
berarti yang menghambat langkah kami. Kami sempat bertemu rombongan dari
keraton solo yang akan melakukan upacara di puncak lawu. Rombongan tersebut
berjumlah lebih dari 100 orang. Rombongan tersebut terdiri dari bapak bapak,ibu
ibu,anak anak,kakek kakek,nenek nenek dan para remaja. Sepertinya mereka semua
adalah keturunan keraton solo. Kami sampai di basecamp dengan selamat sekitar
jam 2 siang.
Aku cukup sering
naik gunung lawu ,namun hal yang paling tak terlupakan adalah keadaan cemara
sewu dan cemara kandang yang amat sejuk. Kebun strawberri yang amat segar
ketika pagi hari. Atau kepulan asap sate kelinci ketika gerimis datang. Bagiku
kenangan tentang gunung lawu lebih indah dari gunung lawu itu sendiri
1 komentar:
hasyiiiiikkkkk pnglaman indah sprti it jg prnh q rasakan saat q smpe k puncak lawu
Posting Komentar