"Karena yang terpenting bukan apa yang kita dapat dari dunia, tapi apa yang bisa kita beri pada dunia"

Selamat Pagi Lawu




            Siang itu cuaca cukup cerah ketika kami bertiga mulai mendaki gunung lawu lewat jalur cemara sewu. Team ini terdiri oleh 3 orang pasukan yaitu Azka, Ilyas dan Aku sendiri. Kami terus melangkah melewati ribuan pohon cemara dan akhirnya sampai di pos 1



            Kami melanjutkan perjalanan menuju ke pos 2. Perjalanan dari pos 1 ke pos 2 memerlukan waktu sekitar 90 menit. Jalan yang di lewati naik turun dan berkelok kelok. Ketika pendaki melihat sebuah tebing berwarna putih dari kejauhan, itulah pos 2.

            Kami segera melanjutkan perjalanan menuju pos 3. Setelah 1 jam berselang kami sampai di pos 3. Perjalanan ke pos 4 akan lebih menanjak dari sebelumnya. Perjalanan ini lah yang mungkin paling berat sepanjang jalur pendakian cemara sewu



            Pos 4 hanyalah tanah lapang yang terletak di ujung bukit. Perjalanan dari pos 4 ke pos 5 cukup mudah karena jalan yang dilewati cenderung menurun. Perjalanan ini akan memakan waktu 15 menit. Di pos 5 ada mata air yang bernama sendang derajat. Para pendaki biasanya memanfaatkan mata air ini untuk keperluan mereka. Di sekitar situ ada sebuah warung yang biasanya menyediakan nasi bagi para pendaki. Di depan warung juga terdapat tempat yang bisa di gunakan untuk menginap para pendaki. Di sebelah kiri warung ada sebuah goa kecil yang biasanya di gunakan untuk membuat api unggun

            Kami melanjutkan perjalanan menuju hargo dalem. Yaitu kawasan makam keramat raja Brawijaya V. Kami menginap di warung yang sudah sangat terkenal di kalangan pendaki, yaitu warung mbok yem. Di sini tersedia nasi, gorengan, teh hangat, kopi dll sehingga sangat memanjakan para pendaki. Warung ini muat untuk disinggahi sekitar 70 orang


            Malam itu benar benar damai. Teh hangat, Kopi dll sudah tersaji di sini. Makan malam tinggal pesan tapi jangan lupa bayar. Kami bertemu dengan banyak pendaki yang juga menginap di warung ini. Para peziarah juga ramai mengunjungi kawasan hargo dalem ini. Mereka berkumpul, menikmati malam bersama dengan iringan gitar. Terlihat kebahagian di wajah mereka meski hanya terlihat samar dalam gelap. 

            Pagi harinya setelah sarapan dan nge-teh kami mulai beranjak dari warung mbok yem. Kami mampir sejenak ke rumah botol yang masih terletak di kawasan hargo dalem. Di sana kami bertemu dengan beberapa pendaki dari jawa barat. Setelah berfoto bersama kami segera melanjutkan perjalanan menuju puncak lawu. Perjalanan ini tidak begitu berat karena jalur yang di lewati juga tidak terlalu menanjak. Sekitar 15 menit berselang akhirnya kami sampai di puncak tertinggi lawu



            Puncak tertinggi lawu di sebut dengan puncak Hargo dumilah. Seperti biasanya puncak ini sangat ramai ketika pagi. Pendaki dari berbagai pelosok nusantara berkumpul di sini. Kami menikmati pagi yang cukup dingin meski asap rokok coba mengusir dingin pagi itu. Sepertinya merokok di ketinggian telah menjelma menjadi suatu kenikmatan yang luar biasa. Sensasi tersendiri bagi mereka yang gemar menghisap tembakau kering itu


0 komentar:

Posting Komentar