"Karena yang terpenting bukan apa yang kita dapat dari dunia, tapi apa yang bisa kita beri pada dunia"

Kesalahan Terbesar Pendaki Gunung Indonesia


"Pendaki Gunung" secara sederhana dapat diartikan sebagai orang yang mendaki gunung. Pendaki gunung terdiri dari bermacam macam jenis manusia yang ada di bumi. Pendaki gunung pasti memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda beda. Hal itu menyebabkan tidak semua orang yang mendaki gunung mempunyai maksud, tujuan dan pemikiran yang sama.

Seiring waktu berlalu jumlah pendaki gunung pun semakin banyak. Terkadang kesalahan dari beberapa orang yang mengaku pendaki gunung dapat mencoret nama semua pendaki gunung di indonesia. Ada pendaki gunung yang benar benar seorang pecinta alam dan ada pendaki gunung yang hanya sekedar penikmat alam dan ada juga pendaki gunung yang malah merusak alam. Sebagai orang yang mendaki gunung hendaknya kita menjaga nama baik seorang pendaki gunung, bukan malah melakukan tindakan yang dapat merusak alam sehingga mencemarkan nama semua pendaki gunung di indonesia. Berikut ini adalah kesalahan terbesar yang biasa dilakukan pendaki gunung yang tidak bertanggung jawab :

1. Membuang Sampah Di Gunung
Semakin lama sampah di gunung semakin menumpuk. Hal itu tidak lain adalah karena ulah pendaki gunung itu sendiri yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Beberapa pos pendakian gunung di indonesia malah tampak seperti Tempat Pembuangan Sampah Umum. Hal itu semakin mendorong pendaki yang lewat untuk ikut membuang sampah di tempat itu. 

Beberapa pendaki berfikiran bahwa sampah sampah tersebut akan dibersihkan oleh petugas penjaga gunung sehingga mereka dengan leluasa membuang sampah seenaknya. Petugas penjaga gunung dengan jumlah yang tidak seberapa tidak akan mampu membawa semua sampah yang ditinggalkan para pendaki yang berjumlah ratusan bahkan ribuan. Di gunung gunung tertentu sudah ditempel tentang larangan membuang sampah di gunung. Tapi sepertinya para pendaki enggan mematuhinya karena tidak ada hukuman yang tegas tentang larangan itu. Sepertinya tidak ada jalan lain untuk mengatasi hal ini jika tidak bersumber dari kesadaran masing masing pendaki.

2. Membakar Sampah Di Gunung
Banyak pendaki gunung yang membakar sampah di gunung. Mereka membakar sampah sampah tersebut untuk melenyapkan keberadaanya. Padahal sampah yang terbuat dari plastik membutuhkan waktu ribuan tahun untuk menyatu dengan tanah walaupun sudah dibakar. Jika ingin gunung bersih dari sampah plastik tidak ada jalan lain selain membawa sampah itu turun kembali.

Berbeda halnya dengan sampah yang bisa membusuk seperti sayuran dan buah. Pendaki bisa meninggalkanya di gunung karena akan membusuk dan lenyap dengan sendirinya. Jika pendaki meninggalkan sisa makanan di gunung maka sisa makanan tersebut juga akan hilang dimakan oleh binatang yang hidup di gunung. Lalu bagaimana dengan tissue yang biasanya digunakan untuk buang air ?. Bahan dasar tissue adalah kayu sehingga tissue termasuk sesuatu yang akan membusuk dan hilang dengan sendirinya. Kita bisa membakarnya untuk langsung melenyapkanya atau menimbunya dan membiarkanya larut bersama tanah.

3. Membawa Turun Edelweis
Bunga edelweis adalah bunga abadi yang hanya terdapat di ketinggian. Hal itu menjadikanya bunga yang tidak bisa dilihat oleh semua orang secara langsung. Ada kebanggan bagi setiap pendaki yang bisa menyaksikkan bunga ini secara langsung. Beberapa pendaki bahkan ada yang membawa bunga ini pulang untuk dijadikan kenang kenangan. Hal itu tentunya telah melanggar aturan dasar dari kegiatan pendakian gunung yaitu "Tidak mengambil apapun kecuali gambar"

4. Vandalisme
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi vandalisme ialah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya). Vandalisme didefinisikan sebagai kegiatan iseng dan tidak bertanggung jawab dari beberapa orang yang berperilaku cenderung negatif. Kebiasaan ini berupa coret-coret tembok, dinding atau obyek lain agar dapat dibaca secara luas, berupa tulisan nama orang, nama sekolah, nama gank atau tulisan-tulisan lain tanpa makna yang berarti.

Vandalisme kini telah merambah ke puncak puncak gunung. Hampir semua pos pendakian di gunung telah dicoret coret oleh para pendaki. Mereka ingin namanya dikenang atau dibaca oleh pendaki lain. Tidak jarang mereka juga menggoreskan belati pada pohon pohon untuk mengukir nama mereka. Tindakan ini sangat merusak keindahan alam. Kealamian alam tercoret karena tulisan dari beberapa pendaki yang tidak bertanggung jawab. 

5. Mengotori Sumber Air
Air adalah salah satu bagian penting dalam setiap pendakian. Tanpa air manusia tidak dapat bertahan hidup di gunung. Beberapa pendaki terkadang malah mengotori sumber air yang sebenarnya sangat bermanfaat untuk kegiatan mendaki gunung. Mereka mencuci peralatan pendakian dengan sabun sehingga menjadikan air yang tersisa telah tercemar oleh limbah sabun. Tindakan yang lebih parah adalah beberapa pendaki gunung yang mandi di sumber sumber air atau bahkan membuang kotoran dan kencing di sumber air tersebut. Mereka tidak menghargai sesuatu yang sangat berharga bagi kehidupan. Hal itu tentunya sangat merugikan pendaki lain yang hendak mengambil air di tempat itu.

6. Mendaki Gunung Dengan Jumlah Yang Banyak
Mendaki gunung dengan jumlah personil yang sangat banyak dapat merusak jalur pendakian. Jalur pendakian adalah sesuatu yang dinamis. Saat beberapa orang mendaki melewati sebuah jalur pendakian tentu saja akan meninggalkan jejak. Jejak itu akan terhapus oleh hujan dan binatang binatang sehingga saat team lain kembali melewati jalur yang sama ke alamianya masih terjaga. Selain itu saat mendaki gunung tak jarang para pendaki gunung melakukan kontak dengan tumbuhan. Kadang ada tumbuhan yang di potong karena menghalangi jalan, ada juga tumbuhan yang mati karena terinjak injak atau di jadikan pegangan tangan oleh pendaki. Tapi semua itu akan kembali setelah beberapa hari karena jalur pendakian itu dinamis. Tumbuhan yang mati akan tumbuh lagi dan mulai menghiasi jalur pendakian. Tapi saat kita mendaki dengan jumlah personil yang sangat banyak tentu saja menimbulkan dampak yang lebih besar sehingga waktu pemulihanya juga lebih lama. 

7. Merusak Ladang Penduduk
Hampir setiap jalur pendakian pasti melewati ladang milik penduduk. Biasanya ladang penduduk tersebut dilewati ketika awal awal pendakian. Beberapa pendaki sering berjalan di tengah tengah ladang penduduk dan menginjak injak tanaman yang telah ditanam oleh penduduk. Hal tersebut dikarenakan berjalan memotong di ladang penduduk bisa jadi lebih menghemat waktu tempuh pendakian. Beberapa pendaki bahkan ada yang mencuri sayuran yang ditanam oleh penduduk. Sayuran yang biasanya dicuri oleh para pendaki adalah Kol, Daun Bawang, Wortel, Kentang. Tomat dan Ketela. Mereka membawa sayuran tersebut untuk bekal pendakian.

7 hal tersebut adalah kesalahan terbesar yang biasa dilakukan oleh para pendaki gunung. Tapi yang perlu kita ingat adalah tidak semua pendaki gunung adalah seorang perusak alam. Ada beberapa pendaki gunung yang benar benar mencintai alam dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap lingkungan. Sekian tulisan saya tentang kesalahan terbesar pendaki gunung. Semoga tulisan ini bisa menyadarkan pendaki gunung tentang sesuatu yang sebenarnya tidak boleh mereka lakukan.

Saya telah menulis sebuah tulisan yang mungkin bisa menyadarkan pendaki gunung untuk tidak membuang sampah sembarangan. Bisa dibaca disini

SALAM LESTARI

Ditulis oleh : Adriyano Louizzao




1 komentar:

puisi mengatakan...

izin copas buat mading sispala bengkayang ya gan.

Posting Komentar